Aneh, Ketika Ditanya Siapa yang Bawa Ke Batam? Inilah Jawaban Kompak 152 TKI Ilegal Ini

Kamis, 19 November 2015 – 04:15 WIB
Para TKI ini sedang duduk dan tiduran menunggu dipulangkan. Foto: Batam Pos / JPNN.com

jpnn.com - SEKUPANG - Sebanyak 152 calon Tenaga Kerja Indonesia yang berhasil diamankan di Ruko penampungan ilegal di Tanjungpantun, Seijodoh, Batam, kini berada di penampungan Dinas Sosial, dan Kantor Pusat pelayanan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak, Sekupang, Batam.

Kepala Bidang Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Batam, Nor Arifin mengungkapkan, Dinsos masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait pemulangan TKI ke daerah asalnya.

BACA JUGA: Lihat nih, Besarnya Api yang Melahap Dua Kapal Pengangkut BBM Ini

Timnya saat ini juga telah melakukan pengecekan, dan pendataan tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal, sejauh ini ada beberapa pasangan suami istri yang ikut menjadi calon tenaga kerja ke Malaysia.

"Ya, kami lakukan verifikasi dulu, setelahnya kita akan koordinasikan dengan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) untuk proses pemulangannya," katanya.

BACA JUGA: Masyarakat dan Pelajar Moratai Serbu Kapal Perang TNI AL, Ada Apa?

untuk sementara waktu TKI laki- laki ditampung di shelter Dinas Sosial, dan sebagian TKI perempuan di tampung di kantor Pusat Pelayanan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak. "Karena jumlah TKI yang banyak, jadi ditampung didua tempat, Shelter Dinsos hanya mampu menampung TKI yang laki- laki saja," imbuhnya.

Seperti dikutip dari batampos.co.id (JPNN Grup), Rabu (18/11) di Shelter Dinas Sosial, beberapa TKI laki- laki sampai tiduran di teras shelter Dinas Sosial. Salah seorang penjaga shelter menuturkan, didalam sudah penuh, jadi sebagian dari mereka beristirahat diteras.

BACA JUGA: Suka Mesum, Hakim Berfantasi Pegawainya Seperti Artis India

Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P2TP2A) Kota Batam, Kustrini mengatakan, Tenaga Kerja Indonesi (TKI) perempuan yang ditampung ini telah diberikan penyuluhan, dan pencerahan tentang bahaya menjadi TKI ilegal, kelengkapan dokumen dan surat harus ada sebelum berangkat.

"Yah, kalau tidak lengkap jangan mau jadi TKI ke luar negri," jelasnya

Dikatakannya, ada sebagian dari TKI merupakan usia muda, dan ada juga sudah pernah bekerja di Malaysia sebelumnya. "Masih 17 tahun, saat ditanya KTP malah TKI mengaku tidak punya," ujar Kustrini di kantornya, Sekupang, Rabu (18/11).

Sebanyak 63 calon TKI ilegal perempuan saat ini ditampung di kantor Pusat Pelayanan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak. Sementara ini pihaknya masih menanggung semua kebutuhan TKI, tapi kedepannya pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait. "Kita masih tunggu kelajutan nasib mereka, kapan mau dipulangkan ke daerah asalnya," pungkasnya. 

Bahari, 27, salah seorang TKI yang berasal dari Madura menuturkan, alasan untuk bekerja di luar nergeri karena di kampung asalnya susah mendapatkan penghasilan. "Kata temen saya yang sudah balik dari Malaysia, gajinya besar di sana, saya dijanjikan kerja di perkebunan sawit," ungkapnya. 

Calon TKI lainnya, Asih asal Madura menuturkan hal yang sama, demi meraih pundi ringgit di Malaysia dia rela meninggalkan suami dan dua anaknya di Madura, "Saya mau ke Malaysia saja, daripada pulang ke kampung halaman, dikampung susah," tuturnya.

Ketika ditanya siapa yang membawa mereka menuju Batam, para TKI kompak menjawab, tidak mengetahui siapa yang membawanya, "Ga kenal, tapi waktu di ruko kami dikasih makan dua kali sehari," ujar salah seorang TKI.

Ditempat yang sama, Lurah Sei Jodoh, Imam Tohari yang meninjau TKI di Penampungan mengatakan, sebelum penggerebekan, pihaknya mendapat laporan dari warga, kalau di Ruko terdapat banyak orang, "Warga liat kalau pagi banyak warga yang berdiri dekat jendela," jelasnya.

Karena merasa curiga, warga melaporkan kejadian tersebut ke kantor lurah Sei Jodoh, "Saya coba cek, setelah itu langsung berkoordiansi dengan pihak Dinsos, Kepolisan, dan pihak lainnya" kata Imam

lanjutnya, Ruko dua lantai tersebut hanya memiliki satu kamar mandi, dan banyak sampah sisa makan para TKI," Bayangkan tempat seperti itu dipakai buat tampung orang, di dalam sana mereka tidur seperti ikan saja," ujarnya.

Kedepannya, pihaknya akan memanggil perangkat RT dan RW untuk membahas keamanan dan kejelasan penghuni ruko yang ada,"Kita panggil dan kita adakan pengecekan secara seluruh, agar hal ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.(cr17/opi/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bejat! Dua Paman Setubuhi Keponakan Sampai Gila!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler