Aneh! Listrik Sering Padam kok Subsidi Dicabut

Kamis, 05 November 2015 – 16:34 WIB
Foto ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan mengkritisi rencana pemerintah mencabut subsidi listrik terhadap 23 juta pelanggan. Menurut Heri, rencana itu sama saja pemerintah menambah berat beban rakyat.

"Rencana pencabutan subsidi 23 juta pelanggan listrik golongan 450-900 VA, harus dipikirkan secara matang. Pencabutan itu akan dipandang tidak sensitif terhadap keadaan masyarakat yang ekonominya sedang merosot," kata Heri saat dikonfirmasi, Kamis (5/11).

BACA JUGA: Garuda Indonesia Batalkan Seluruh Penerbangan di Tiga Bandara

Menurut politikus Partai Gerindra itu, pencabutan tersebut tidak tepat di saat listrik sering padam, terutama di daerah-daerah. Di mata masyarakat, ini tidak logis. Dimana terjadi kenaikan tarif tapi listriknya sering mati. Sehingga masyarakat sia-sia saja bayar listrik mahal.

Di samping itu, lanjut Heri, hal lain yang penting adalah soal transparansi Harga Pokok Produksi (HPP) listrik. Mestinya, sebelum menaikkan tarif, perlu dijelaskan secara terbuka dan transparan berapa sebetulnya HPP listrik PLN. Dengan begitu, masyarakat akan tahu berapa sebetulnya harga yang harus dibayarkan oleh masyarakat.

BACA JUGA: 67 Jadwal Penerbangan AirAsia Dibatalkan, Ini Daftarnya

"Pemerintah juga mesti menghitung secara matang sejumlah aspek yang harus dipertimbangkan, seperti inflasi, nilai tukar, dan harga minyak mentah Indonesia," tegasnya.

Heri berharap, akan ada pemecahan yang lebih arif terkait listrik. Upaya efisiensi PLN jangan terus-terusan digeser ke masyarakat dengan membayar listrik yang makin mahal sedangkan kualitasnya tidak diperhatikan.

BACA JUGA: Hiks, Rupiah Kembali Letoy

Untuk diketahui, inefisiensi di PLN itu rata-rata triliunan rupiah setiap tahunnya. Inefisiensi itu terjadi antara lain karena tingginya biaya bahan baku. Itu sudah terjadi dari tahun ke tahun, karena gagalnya perencanaan listrik nasional. Dan itu terus-menerus menambah beban rakyat.

"Sekali lagi, pemerintah harus lebih arif. Pemerintah tidak boleh terus-menerus menggeser beban inefisiensi, termasuk beban defisit APBN 2016, ke masyarakat dengan jalan memotong subsidi yang menjadi haknya," pungkas Heri. (fat/jpnn)
    

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! Pencabutan Subsidi Listrik Bisa Picu Konflik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler