Angela Tanoesoedibjo: Teknologi Digital Partner Industri Kreatif

Jumat, 22 November 2019 – 22:48 WIB
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan terus mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk mengembangkan ekonomi kreatif di era industri 4.0.

"Pemerintah akan terus mendorong bagaimana industri kreatif berkembang dengan teknologi. Teknologi adalah partner dari industri kreatif," ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam talkshow di Gebyar Karya Pertiwi 2019 di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (13/11/2019).

BACA JUGA: Angela Tanoesoedibjo Beber Cara Memikat Wisatawan Milenial

Dukungan pun diberikan kepada Dharma Pertiwi, organisasi istri prajurit TNI, yang meluncurkan platform e-commerce Ladara Indonesia.

Ladara yang merupakan singkatan Laut Darat Udara menjadi wadah bagi masyarakat, terutama ibu-ibu dari keluarga besar TNI untuk memasarkan produk kreatifnya.

BACA JUGA: Angela Tanoesoedibjo Bakal Tingkatkan Sustainable Tourism

"Saya sangat mengapresiasi usaha untuk go digital ini. Ini langkah awal yang sangat baik untuk meningkatkan ekonomi di daerah-daerah," kata Angela.

Anggota termuda dalam Kabinet Indonesia Maju itu mengungkapkan, teknologi digital bisa bermanfaat bila SDM mampu mengelolanya dengan baik.

"Pemerintah pun akan mendorong SDM tersebut untuk lebih fasih lagi menggunakan digital," katanya.

Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan saat memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan industri kreatif. Pertama, terkait copyright atau hak cipta.

"Ketika kita masuk ke digital, itu disebarluaskan. Semua bisa lihat, semua bisa ambil. Kalau kita nggak punya copyright  itu  bahaya, bisa di-copy orang. Bahkan yang meng-copy bisa mendaftarkan," tutur Angela.

Kedua, Angela memaparkan SDM harus dipastikan mumpuni dalam menggunakan teknologi digital untuk memaksimalkan pemasaran produk kreatif.

 

"Kita perlu memiliki SDM yang baik, yang sangat bisa memanfaatkan digital," kata Angela.

Ketiga, yang perlu diperhatikan adalah menghadirkan hubungan personal antara penjual dan pembeli, seperti pada transaksi konvensional.

Angela menjelaskan saat datang langsung ke toko terjadi interaksi antara penjual dan pembeli.

"Bisa langsung negosiasi. Si penjual bisa bilang, kalau beli tiga gratis satu. Jadi, ada teknik-teknik tersendiri yang lebih personal," ungkapnya.

Namun, menghadirkan interaksi dan negosiasi tersebut menjadi tantangan di toko online atau e-commerce.

"Ketika kita masuk ke dunia digital, pembeli dan penjual ada barrier-nya. Namun, itu bisa kita akali sebetulnya, kita create, sehingga digital bisa tetap terasa personal," kata Angela.

Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto mengatakan dalam berjualan online, mutu harus betul-betul dijaga. 

Dia berharap ada proses kurasi yang detail sebelum sebuah produk masuk ke website Ladara.

"Jadi, mutunya terjamin," pungkasnya. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler