jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengaku heran dengan hasil survei sebuah lembaga yang menilai jika pertikaian dua kubu di partai beringin tidak diselesaikan lewat islah, maka Golkar akan terpuruk dan terancam menjadi partai gurem.
"Kami tidak mau menuduh survei itu pesanan atau bukan. Tapi saya curiga kok survei lebih menekankan pada islah. Bukan kepada penyelesaian hukum di pengadilan," katanya dalam pesan elektronik, Minggu (21/12).
BACA JUGA: Garuda Indonesia Belum Mengudara ke Ternate
Padahal jika diselesaikan lewat pengadilan, semua permasalahan, katanya, akan menjadi terbuka. Mana Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang memenuhi aturan dan mendapat dukungan DPD I dan DPD II se-Indonesia, dan mana yang seada-adanya.
"Terkait hasil survei, menurut saya itu hanya bisa-bisanya lembaga survei saja. Kami santai dan tidak gentar. Percayalah, Beringin tidak akan tumbang mesti diserang dari delapan penjuru angin," katanya.
BACA JUGA: PPP Romy Tawarkan Sekjen ke PPP Djan Faridz
Akar Partai Beringin menurut pria yang akrab disapa Bamsoet ini, terlampau kuat dan sudah teruji. Bahkan ia menilai apa yang terjadi hari-hari ini pada Golkar, belum ada apa-apanya saat awal reformasi.
Ketika itu, banyak kantor Golkar dibakar, para kader diburu bahkan ditelanjangi, dihina dan dicaci maki. Aksi demonstrasi tak henti-henti menuntut pembubaran Partai Golkar.
BACA JUGA: Pencarian Korban Longsor Banjarnegara Disetop
"Lalu, apakah Golkar terpuruk? Tidak. Golkar malah berhasil memenangkan pemilu ketika itu. Jadi kalau ada yang bilang Golkar bakal karam kalau tak segera islah, menurut saya hanya upaya menakut-nakuti saja. Saya tidak tahu maksudnya apa, mengingat pemilu masih lima tahun lagi. Orang Betawi bilang, Belanda masih jauh," katanya.
Menurut Bamsoet, tantangan yang dihadapi partainya saat ini tidak berat. Hanya soal perbedaan ambisi di antara para elitnya saja. Sementara di akar rumput, kondisi tersebut tidak berpengaruh sama sekali.
"Publik bahkan menilai, terbelah duanya Golkar saat ini karena ada elit partai yang masih bermimpi jadi menteri. Dan itu tercermin dari salah satu kubu yang begitu ngotot dengan argumentasi yang kadang terdengar lucu, agar Golkar kembali menjadi pendukung pemerintah dan keluar dari KMP," katanya.
Sementara kubu lain, bersikukuh agar Golkar tetap di luar pemerintahan dan menjadi penyeimbang. Para elit di kubu ini menurut Bamsoet, lebih berpikir jauh ke depan dan tidak perduli dengan kursi menteri.
Mereka meyakini, dengan di luar pemerintahan, Golkar justru lebih memiliki masa depan seperti jalan yang pernah ditempuh PDI Perjuangan saat menjadi oposisi selama 10 tahun.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Netral, Akbar Tanjung Ditolak Jadi Mediator Islah
Redaktur : Tim Redaksi