jpnn.com - JAKARTA - Mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli, menilai perjanjian bilateral lebih efektif meningkatkan investasi ketimbang kesepakatan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Menurutnya, kesepakatan APEC tidak mengikat sehingga tidak efektif.
"Inikan sama saja dengan multilateral,” kata Rizal di Jakarta, Selasa,(8/10). Ia pun mencontohkan perjanjian bilateral Indonesia-Jepang. Sebab, Indonesia bisa mengajak langsung pemerintah dan kalangan swasta Jepang untuk berinvestasi.
BACA JUGA: AP I Terapkan Pemanfaatan Energi Surya di Bandara
Sementara pertemuan APEC, lanjutnya, hanya sekadar untuk merespon perkembangan ekonomi dunia. Bahkan ia menyebut anggaran penyelenggaraan APEC yang mencapai Rp 380 miliar itu manfaatnya sangat kecil untuk Indonesia. Pasalnya, anggaran itu seolah hanya untuk ajang promosi dan memperkenalkan Bali.
Lebih lanjut, Rizal menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yang mendorong agar liberalisasi perdagangan semakin dipercepat. "Suara Presiden SBY yang mengajak percepatan liberalisasi hanya menjadi suara dari negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang," tegasnya
BACA JUGA: PGN Batalkan Pengembangan Infrastruktur Gas di Semarang
Padahal, sambungnya, negara-negara berkembang menginginkan percepatan liberalisasi dilakukan secara bertahap. “India dan Argentina justru memperjuangkan suara negara-negara berkembang, di mana mereka menginginkan adanya restrukturisasi lebih dahulu,” paparnya.
Rizal malah menduga KTT APEC ini merupakan ajang perpisahan dari pemerintah SBY. “Saya khawatir KTT APEC itu hanya sebagai perpisahan Presiden SBY dengan negara-negara APEC saja,” tambahnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: PGN Dukung Pemerintah Perkuat Pemanfaatan Gas Bumi
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNM Salurkan Pembiayaan Untuk 2.800 Petani Sawit
Redaktur : Tim Redaksi