jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menilai PDI Perjuangan saat ini mengalami krisis kepemimpinan karena Megawati Soekarnoputri sudah terlalu lama menjadi ketua umum. Masalahnya, sampai saat ini masih sulit bagi kader PDIP untuk menggantikan Megawati di posisi ketua umum.
Menurut Arbi figur seperti Presiden Joko Widodo pun masih sulit untuk bisa menggantikan posisi Megawati sebagai ketua umum PDIP. "Ini konstelasi krisis PDIP, khususnya krisis kepemimpinan. Pemimpin yang ada sudah kelamaan dan tidak berhasil. Dan yang baru seperti Presiden Jokowi belum bisa tampil menyaingi Megawati," kata Arbi Senin (23/3), menanggapi hasil survei PolTracking Institute yang menempatkan putri Proklamator RI Bung Karno itu tak lagi diinginkan oleh para pakar politik untuk tetap memimpin PDIP.
BACA JUGA: Agung Ingatkan Bamsoet Pahami UU
Arbi menambahkan, Jokowi pun sebagai orang baru di PDIP akan banyak menerima penolakan dari dalam. Karena itu, Arbi menyarankan Jokowi untuk tidak terlalu haus akan kekuasaan karena saat ini sudah jadi presiden.
"Di sini Jokowi juga akan mengalami kendala karena komitmennya yang melarang pejabat publik untuk rangkap jabatan. Masak ke menterinya dia tegaskan tidak boleh rangkap jabatan, dia sendiri rangkap jabatan?" ujarnya.
BACA JUGA: Bamsoet Pastikan Golkar Siap Tusuk-Tusukan Lawan Pemerintah
Selain itu Arbi juga melihat kemampuan Jokowi mengelola politik sangat tidak terlihat. Sebab, Jokowi saat ini saja sudah kesulitan mengelola partai-partai.
"Jokowi hanya menggunakan pola manajemen satu arah. Manajemen Jokowi itu ibarat orang Betawi, ente jual ana beli. Itu kan cuma searah saja, siapa yang menjual dibeli oleh Jokowi. Padahal mengelola partai itu multi-arah, tidak bisa cuma jual beli seperti halnya pengalaman Jokowi dalam jual beli mebel," imbuhnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Hasto Tegaskan Desoekarnoisasi ke PDIP Bakal Mental
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agung Laksono Yakini Ical Cs Bakal Legowo
Redaktur : Tim Redaksi