jpnn.com, JAKARTA - Menko Polhukam Moh Mahfud MD menepis anggapan bahwa aparat keamanan telah kebobolan oleh aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan. Menurut dia, aksi terorisme dan kapan pelakunya melakukan serangan sulit untuk dideteksi.
"Enggak juga (kebobolan), memang selalu terjadi begitu. Masa setiap (bom) terjadi (dianggap) kebobolan. Memang kegiatan terorisme begitu. Main hit and run, lari lalu sembunyi, lari lalu sembunyi," kata Mahfud di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (13/11).
BACA JUGA: Warga Jalan Jangka Ungkap Perilaku Pelaku Bom Medan, Oh Ternyataâ¦
Mahfud mengaku belum memperoleh informasi soal jaringan teror yang beraksi di Polrestabes Medan. Namun, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu meyakini aparat kepolisian sudah mengidentifikasi pelaku dan jaringannya
"Yang jelas, kami menindak seperti itu, kan langsung mencari jaringannya. Itu pintu masuk untuk membuka jaringan. Dan itu selalu tidak sulit," jelas dia.
BACA JUGA: Ustaz Solmed Kutuk Keras Aksi Bom di Medan
Lebih lanjut Mahfud mengatakan, pelaku teror saat ini tidak mengenal usia dan gender. Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan pun tergolong masih muda.
"Sekarang ada perempuan, tiga kasus perempuan. Yang satu yang Sidoarjo, kan meledakkan diri dengan anaknya. Yang kedua, yang menusuk Wiranto itu kan ikut perempuan. Yang di Sibolga itu yang ditangkap suaminya lalu dia mau ditangkap, meledakkan diri juga perempuan," jelas Mahfud.(tan/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Sedih Ada Korban Luka-Luka Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga