Anggara Minta Pemprov DKI Bergerak Cepat Menghadapi Hepatitis Akut

Rabu, 04 Mei 2022 – 17:52 WIB
Dokter wanita memegang jarum suntik dan menyuntikkan gelembung hepatitis. ANTARA.Shutterstock/pri.

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta serius dan bergerak cepat menghadapi beredarnya penyakit hepatitis akut misterius.

Terlebih lagi, penyakit hepatitis akut ini sudah memakan tiga korban jiwa pada pasien anak di Jakarta, yakni di RSUPN Cipto Mangunkusumo.

BACA JUGA: Mewaspadai Penularan Hepatitis Akut, Anak-Anak Harus Mengonsumi Makanan Bersih dan Sehat

"Kita harus menyalakan alarm kewaspadaan lagi karena WHO pun sudah menetapkan meningkatnya kasus hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB)," kata Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Rabu (4/5), di Jakarta.

"Belajar dari pengalaman, jangan lagi meremehkan penyakit yang baru menyebar, apalagi kali ini sasarannya anak-anak,” tambah ketua Fraksi PSI di DPRD Jakarta.

BACA JUGA: Soal Hepatitis Akut Misterius, Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia Harus Lakukan Ini

Dia mengatakan peran Dinas Kesehatan DKI Jakarta sangat penting dalam mengantisipasi lonjakan kasus ini, terlebih Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022, Kementerian Kesehatan juga meminta peran aktif pemerintah daerah. "Dinkes DKI Jakarta harus segera berkoordinasi intens dengan Kemenkes untuk melakukan investigasi dan 'tracing' agar dapat menemukan titik penyebaran awalnya," kata Anggara.

Dia meminta sosialisasi kepada masyarakat terkait beredarnya penyakit ini juga dapat dilakukan dengan melibatkan pengurus wilayah.

BACA JUGA: Ini Gejala Hepatitis Akut Misterius yang Perlu Diwaspadai

"Sosialisasi juga penting dilakukan sampai ke masyarakat. Bisa libatkan pengurus RT, RW, atau Kader PKK," jelasnya.

Namun, dia mengingatkan, materi yang disebarkan harus dibuat sejelas mungkin"Kita tentu tidak mau membuat panik masyarakat yang baru mau bebas dari pandemi Covid-19," kata Anggara.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan sebanyak tiga anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut yang saat ini masih misterius.

Tiga pasien yang meninggal tersebut meninggal dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Kemenkes mengatakan masih melakukan investigasi terkait penyebab kejadian hepatitis akut tersebut melalui sejumlah pemeriksaan panel virus lengkap.

"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," ujar Juru Bicara Kemenkes Dr. Siti Nadia Tirmizi dalam keterangan resmi, Minggu (1/5).

Adapun Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, ada 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya di 11 negara wilayah di Eropa dan Amerika per 21 April 2022.

Perinciannya, sebanyak 114 kasus hepatitis akut dilaporkan dari Inggris.

Berikutnya, Spanyol dan Israel melaporkan masing-masing 13 kasus dan 12 kasus hepatitis akut.

Amerika Serikat tercatat memiliki sembilan kasus hepatitis akut.

Diikuti oleh Denmark, Irlandia, dan Belanda dengan kasus hepatitis akut masing-masing sebanyak enam kasus, lima kasus, dan empat kasus.

Norwegia dan Prancis melaporkan masing-masing sebanyak dua kasus hepatitis akut. Sementara itu, Rumania dan Belgia masing-masing melaporkan sebanyak satu kasus hepatitis akut.

WHO menduga, salah satu penyebab infeksi hepatitis akut tersebut, yakni karena adenovirus. Adenovirus adalah kelompok besar virus yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.

Selain itu, WHO menyebut sebagai Adenovirus sebab mereka biasa berada di adenoids atau amandel.

Menurut laporan WHO, sebanyak 74 kasus dari total 169 kasus hepatitis terkonfirmasi disebabkan oleh Adenovirus. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler