Anggaran Cupet, Program Rehabilitasi PSK Macet

Jumat, 09 Desember 2016 – 22:33 WIB
Ilustrasi: Jawa Pos Radar Bali

jpnn.com - TABANAN - Aktivitas prostitusi seakan tak pernah mati. Praktik ilegal itu terus  menggeliat meski pemerintah terus berupaya mengentaskan para pekerja seks komersial (PSK) dengan berbagai program.

Di Tabanan, Bali, ada lokasi prostitusi yang terpusat di Terminal Pesiapan. Lokasi itu memang sudah dikenal sebagai tempat praktik esek-esek yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi pada malam hari.

BACA JUGA: He He He.... Anggota DPRD Ketahuan Minta Jatah Karaoke

Sebagaimana diberitakan Radar Bali, salah seorang sumber menuturkan, praktik prostitusi di lokasi itu menggeliar mulai pukul 21.00 hingga dini hari.

Peminat para PSK di Terminal Persiapan pun beragam. Sedangkan tarif untuk sekali kencan antara Rp 100 ribu hingga  Rp 300 ribu.

BACA JUGA: Mustafa Debu Meriahkan Maulid di Rumah Ketua DPRD Bogor

PSK yang menjajakan diri di Terminal Persiapan sekitar 90 persen berasal dari Jawa. “Rata-rata asalnya dari Jawa,” ungkap sumber.

Sedangkan Dinas Sosial Kabupaten Tabanan telah memiliki program untuk merehabilitasi para PSK agar tidak lagi terjun ke lembah hitam. Rehabilitasi yang diberikan berupa pelatihan sehingga nantinya para PSK memiliki keterampilan sebagai bekal untuk memulai kehidupan yang lebih baik.

BACA JUGA: Pak Presiden Bilang Rumah yang Rusak Berat Akibat Gempa Dibantu Rp 40 Juta

“Kita punya program rehabilitasi tersebut, nanti para PSK akan diajarkan membuat jajan, menjahit dan sebagainya agar nantinya mereka tidak lagi menjadi PSK dan punya bekal untuk menjalani hidup,” papar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan.

Sayangnya, sudah dua tahun program itu tidak bisa berjalan sebagaimana rencana. Persoalannya adalah keterbatasan anggaran.

Gunawan menambahkan, program rehabilitasi itu terakhir dilaksanakan pada tahun 2014 dengan menggunakan anggaran dari APBD sekitar Rp 60 juta.  “Karena anggaran terbatas jadi sudah dua tahun program ini tidak berjalan,” lanjutnya.

Meski demikian, dia mengaskan bahwa pada tahun depan program rehabilitasi PSK akan kembali digalakkan. “Tentu di tahun 2017 ini akan kembali kita usulkan sehingga harapan kami isa melakukan program rehabilitasi tersebut,” sambung Gunawan.

Pada 2016 ini ada 15 orang PSK yang terdata dan semestinya mengikuti program rehabilitasi. Namun, program itu tak berjalan karena ketiadaan anggaran.

Sementara terkait PSK yang selama ini identik dengan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan setiap bulannya rutin melakukan pengecekan termasuk terhadap para waitress di tempat hiburan malam. 

“Kalau di tempat hiburan malam kita cek waitress dan pekerja di tempat tersebut, lalu kita juga mengecek para PSK yang ada di lokasi-lokasi prostitusi sambil memberikan sosialisasi akan bahaya seks bebas dalam penularan HIV/AIDS,” ungkap Kabid P2PL Dinas Kesehatan Tabanan I Wayan Triana Surya Nata.(ras/mus/jpg/ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Ketujuh, Tim SAR Kerahkan 9 Kapal dan 3 Helikopter Cari Korban


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler