JAKARTA--Imbauan gerakan penghematan yang dilontarkan Presiden SBY, sepertinya tidak direspon dengan baik oleh Kementrian Lembaga (K/L). Pasalnya, diketahui saat ini KL justru berlomba-lomba melakukan penyerapan anggaran.
“Jadi upaya penghematan malah jadi bumerang jadi ini tipikal birokrasi kita, karena ketika ada instruksi penghematan tapi apa yang terjadi semenjak akhir Maret semua K/L berlomba-lomba melakukan penyerapan anggaran. Sifatnya cepat terserap seperti rapat, workshop maupun tugas dinas di luar kota,”ujar Pengamat Ekonomi Indef Enny Sri Hartati di Jakarta, Senin (9/4).
Gencarnya penyerapan anggaran yang cepat pada awal April ini, tambahnya, didorong rasa takut dari K/L anggarannya dipotong lebih besar dalam rangka penghematan anggaran untuk menombok subsidi. Pasalnya, alokasi anggaran yang dipotong merupakan alokasi dari K/L yang penyerapannya rendah, akhirnya karena ingin kinerja anggarannya dibilang baik maka penyerapan anggaran pun digenjot lebih cepat untuk kegiatan yang jauh dari meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Jadi supaya masing-masing K/L tidak dipotong besar maka penyerapan anggaran dilakukan tapi tidak sesuai, mustinya anggarannya bisa berimplikasi langsung ke masyarakat,”tandasnya.
Padahal, lanjut Enny dalam implementasi anggaran berbasis kinerja perlu melihat output dan income nya tetapi bukan berdasarkan penyerapan anggaran. Pasalnya, jika hanya mengacu kepada penyerapan anggaran maka itu merupakan hal yanng mudah untuk dihabiskan anggarannya.
“Harusnya, melihat apa hasil kinerjanya misalnya digelontorkan sekian triliun lalu apa output dan outcome nya bukan penyerapan anggarannya jadi ini sudah salah kaprah,”pungkasnya. (Naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Terus Sibuk Bidik Korupsi di Daerah
Redaktur : Tim Redaksi