JAKARTA - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Sisriadi mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Pemerintah Korea Selatan melalui Defense Acquisition Program Administration (DAPA) menunda proyek pembangunan pesawat generasi 4,5 Korean Fighter Xperiment yang sempat disepakati bersama. Hal ini dikarenakan belum adanya persetujuan parlemen Republik of Korea (ROK) untuk menyediakan anggaran yang diperlukan guna mendukung terlaksananya tahap EMD Phase (Engineering and Manufacturing Development Phase) Program.
"Dijelaskan ada tiga tahap dalam proyek pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X, tahap pertama, technical development. Kedua, engineering manufacture. Dan ketiga, pembuatan prototipe. Tahap yang ditunda adalah tahap kedua. Pada masa penundaan, pemerintah ROK akan melaksanakan Economic Feasibility Study terhadap program ini," kata Sisriadi dalam surat eletroniknya yang diterima JPNN Jakarta, Selasa (5/3).
Bagi Pemerintah Indonesia, kata dia, penundaan tahap EMD program KF-X/IF-X selama 1,5 tahun (sampai dengan September 2014) akan berdampak terhadap rencana anggaran yang telah disiapkan pemerintah. Sehingga dengan adanya penundaan tahap EMD, pagu indikatif anggaran sebesar Rp. 1.1 Triliun tidak mungkin diserap sepenuhnya.
"Oleh karena itu pihak RI telah mengintensifkan langkah-langkah penyiapan alih teknologi dengan kegiatan antara lain Operasionalisasi DCI (Design Centre Indonesia) untuk memetakan dan mengembangkan kompetensi SDM yang telah terbentuk selama
tahap TD Phase, penguatan industry pertahanan dalam negeri yang akan terlibat dalam program ini, dan Technology Readiness (kesiapan teknologi)," jelasnya.
Penundaan ini diharapkan membentuk kesiapan Indonesia dalam program KF-X/IF-X ini akan semakin baik. "Dalam kaitannya dengan dana share, pemerintah Indonesia belum mengeluarkan dana untuk Program EMD Phase ini, dana share yang sudah dianggarkan di TA. 2013 belum disalurkan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, proyek produksi bersama pesawat KFX antara Indonesia dan Korea Selatan yang telah disetujui pada tahun 2011 telah berhasil menyelesaikan tahap pertama yaitu Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012. Dalam pelaksanaan TD Phase selama 20 bulan itu, pihak Indonesia dan Korea telah membentuk Combine R&D Centre (CRDC) dan telah dikirim sebanyak 37 engineer Indonesia untuk melaksanakan perancangan pesawat KF-X/IF-X bersama Engineer Korea.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan politik dan ekonomi yang sedang terjadi, Pemerintah Korea Selatan melalui surat resmi yang dikirim oleh pihak DAPA, berinisiatif untuk menunda pelaksanaan produksi dan kerjasama itu selama 1,5 tahun. (flo/jpnn)
"Dijelaskan ada tiga tahap dalam proyek pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X, tahap pertama, technical development. Kedua, engineering manufacture. Dan ketiga, pembuatan prototipe. Tahap yang ditunda adalah tahap kedua. Pada masa penundaan, pemerintah ROK akan melaksanakan Economic Feasibility Study terhadap program ini," kata Sisriadi dalam surat eletroniknya yang diterima JPNN Jakarta, Selasa (5/3).
Bagi Pemerintah Indonesia, kata dia, penundaan tahap EMD program KF-X/IF-X selama 1,5 tahun (sampai dengan September 2014) akan berdampak terhadap rencana anggaran yang telah disiapkan pemerintah. Sehingga dengan adanya penundaan tahap EMD, pagu indikatif anggaran sebesar Rp. 1.1 Triliun tidak mungkin diserap sepenuhnya.
"Oleh karena itu pihak RI telah mengintensifkan langkah-langkah penyiapan alih teknologi dengan kegiatan antara lain Operasionalisasi DCI (Design Centre Indonesia) untuk memetakan dan mengembangkan kompetensi SDM yang telah terbentuk selama
tahap TD Phase, penguatan industry pertahanan dalam negeri yang akan terlibat dalam program ini, dan Technology Readiness (kesiapan teknologi)," jelasnya.
Penundaan ini diharapkan membentuk kesiapan Indonesia dalam program KF-X/IF-X ini akan semakin baik. "Dalam kaitannya dengan dana share, pemerintah Indonesia belum mengeluarkan dana untuk Program EMD Phase ini, dana share yang sudah dianggarkan di TA. 2013 belum disalurkan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, proyek produksi bersama pesawat KFX antara Indonesia dan Korea Selatan yang telah disetujui pada tahun 2011 telah berhasil menyelesaikan tahap pertama yaitu Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012. Dalam pelaksanaan TD Phase selama 20 bulan itu, pihak Indonesia dan Korea telah membentuk Combine R&D Centre (CRDC) dan telah dikirim sebanyak 37 engineer Indonesia untuk melaksanakan perancangan pesawat KF-X/IF-X bersama Engineer Korea.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan politik dan ekonomi yang sedang terjadi, Pemerintah Korea Selatan melalui surat resmi yang dikirim oleh pihak DAPA, berinisiatif untuk menunda pelaksanaan produksi dan kerjasama itu selama 1,5 tahun. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PMII Desak Anas Digantung di Monas
Redaktur : Tim Redaksi