Anggaran Pemda Habis Buat Warga yang Dievakuasi TNI Polri

Rabu, 22 November 2017 – 09:17 WIB
Kondisi warga yang dievakuasi dari Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Selasa (21/11). Foto: Selviani Bu'tu/Radar Timika

jpnn.com, MIMIKA - Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika tak bisa berbuat banyak menangani warga yang dievakuasi TNI dan Polri dari Banti, Distrik Tembagapura. Dinas Sosial setempat tak punya dana lagi menanggulangi situasi darurat seperti saat ini.

Kepala Dinas Sosial, Petrus Yumte yang ditemui di Graha Eme Neme Yauware, Selasa (21/11) kemarin mengatakan, memang ada anggaran untuk penanganan bencana atau kondisi darurat, yang terjadi di Kabupaten Mimika tapi sudah habis terpakai.

BACA JUGA: Jenderal Gatot: Kuncinya TNI dan Polri Harus Tetap Netral

Anggaran itu digunakan untuk menangani bencana yang terjadi di tahun 2017. Seperti tanah longsor dan banjir. “Sekarang sudah posisi tidak ada, tidak ada dana,” katanya seperti dikutip dari Radar Timika.

Makanya dalam penanganan warga yang dievakuasi dari Banti, Pemda dalam hal ini Dinsos, hanya mengandalkan sumbangan dari masyarakat atau pihak lain yang ingin membantu. “Tidak ada dana. Makanya kami bacakar saja, orang sumbang-sumbang,” kata Petrus Yumte.

BACA JUGA: Soliditas TNI dan Polri Harus Tetap Dipertahankan

Di saat anggaran tidak tersedia, Petrus Yumte malah belum mengetahui sampai kapan warga akan berada di posko penampungan. Dia berharap, ada solusi seperti warga, yang dievakuasi sebelumnya langsung diserahkan ke paguyuban masing-masing. Karena dia khawatir, jika terlalu lama maka persediaan bahan makanan tidak mencukupi.

Dinsos lanjutnya hanya bertugas di dapur dengan menyediakan makanan bagi warga. Petrus menyatakan penanganan warga ini tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab Dinas Sosial. Sementara untuk menyiapkan makanan bagi warga sebanyak 804 orang, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 70 juta sampai Rp 75 juta untuk tiga kali makan dalam sehari.

BACA JUGA: Era Jokowi, TNI dan Polri Bikin Indonesia Semakin Aman

Petrus Yumte mengatakan, persoalan ini sama sekali tidak diduga sebelumnya, sehingga Dinsos hanya bisa bekerja sesuai dengan kemampuan yang ada.

Sementara itu, sebanyak 600 selimut dan 30 matras sudah didistribusikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, kepada pengungsi yang berada di Graha Eme Neme Yauware. Hal ini disampaikan oleh Asisten 2 Setda Mimika, Drs Marten Paiding, saat ditemui oleh wartawan di Graha Eme Neme Yauware, Selasa (21/11) kemarin.

Dia menyampaikan, Senin malam lalu, pihaknya sudah memberikan sebanyak 600 selimut dan 30 matras untuk tidur bagi para pengungsi, yang berasal dari empat kampung, yang total berjumlah sebanyak 804 jiwa tersebut.

Dia mengungkapkan pula, kemungkinan akan penambahan lagi matras dan selimut. Akan tetapi dia belum mengetahui jumlah pastinya. Ditanya terkait bagaimana para warga tidur apakah di lantai karena kurangnya matras, Marten menggungkapkan, bila para warga pengungsi ini tidur beralaskan selimut yang diberikan oleh pihaknya kepada warga. "Semalam itu, mereka tidur beralaskan selimut yang kita kasih," ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan yang terbaik. Akan tetapi bila ada kekurangan, mungkin terjadi karena adanya kurang koordinasi yang terjadi. Kemudian dia menambahkan untuk personel yang setiap hari akan disiagakan, hanya akan melibatkan instansi yang terkait saja, meskipun pihaknya akan melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain bila diperlukan.

Sementara itu, ditemui di kesempatan yang sama, Asisten 4 Setda Mimika, Alfred Douw mengatakan, apabila para masyarakat ini akan dikembalikan ke tempat tinggal mereka masing-masing, dan yang memiliki keluarga di Mimika akan diserahkan kepada keluarga tersebut.

"Rencana yah yang punya rumah di sini akan dikembalikan, karena sebagian ada yang punya. Dan kalau ada saudara di sini, kami akan serahkan ke saudara mereka," kata Alfred.

Dia menambahkan, untuk kemudian yang tidak memiliki rumah, maka akan ditampung sementara waktu, dan nantinya kemungkinan akan di kelompokan per kampung, untuk direlokasi kembali, ke tempat yang lebih baik. Karena Graha Eme Neme Yauware sendiri, tidak mungkin akan digunakan terus-menerus karena merupakan tempat umum. (sun/eye)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Evakuasi 344 Warga Diwarnai Tembakan dari KKB, Tegang!


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler