Upaya pemerintah Australia untuk mengurangi polusi gas rumah kaca melalui Emissions Redaction Fund tampaknya gagal. Pemerintah telah menambah jumlah dana ini meskipun dana sebelumnya tidak habis digunakan.
Analisis ABC terhadap data pemerintah menunjukkan pada 2014, Pemerintahan Tony Abbott mengalokasikan 2,55 miliar dolar untuk program ini.
BACA JUGA: Keluarga Korban Christchurch Harus Belajar Nyetir Sendiri Tiga Bulan Setelah Kejadian
Dana itu terutama dimaksudkan untuk dialokasikan kepada para perusahaan pelaku pencemaran untuk berupaya mengurangi polusi dari aktivitas mereka melalui berbagai program.
Pemerintahan Scott Morrison saat ini meneruskan program itu, bahkan menambah 2 miliar dolar lagi serta mengganti nama programnya menjadi Climate Solutions Fund.
BACA JUGA: Survey SMRC Mayoritas Warga Anggap Pemilu 2019 Berlangsung Jurdil
Dua kali setahun, regulator mengadakan lelang, di mana perusahaan diminta mengajukan penawaran.
Tawaran berkualitas baik termurah yang akan jadi pemenang dan mendapatkan dana ini.
BACA JUGA: Sidang Pertama Sengketa Pilpres: Tuntut Kemenangan Jokowi Dibatalkan
Kontrak-kontrak itu meliputi proyek penanaman pohon, menghentikan pembukaan lahan serta memasang peralatan hemat energi.
Data yang dianalisis mencakup 10 dataset berbeda dari Regulator Energi Bersih serta dua spreadsheet berisi informasi tentang status kontrak dan proyek Emissions Redaction Fund.
Analisis menunjukkan bahwa sejak 2017, semua hasil dari Emissions Redaction Fund tampaknya tidak secara siginifikan mengurangi emisi.
Tercatat hanya sekitar 4 juta ton buangan remisi yang bisa dikurangi selama empat kali lelang, padahal melibatkan 123 kontrak senilai 372 juta dolar.
Bila dilihat secara total buangan emisi yang bisa dihindarkan sejak program ini dilaksanakan, tercatat hampir tidak terjadi pengurangan signifikan.
Pakar iklim dan hukum Tim Baxter dari University of Melbourne yang dimintai tanggapannya menjelaskan, mengatakan program pedanaan itu memang tampak terhenti.
"Pengurangan kumulatif relatif tetap statis selama beberapa lelang terakhir," katanya.
Penyebab utamanya yaitu kontrak-kontrak yang gagal direalisasikan. Perusahaan pemegang kontrak ternyata tidak mampu melaksanakan kontrak pengurangan emisi.
Secara total, sejak dimulainya Dana Emissions Redaction Fund, terdapat 22 kontrak yang dibatalkan.
Kontrak-kontrak itu seharusnya mampu mengurangi pembiangan 13,5 juta ton karbon dioksida ke atmosfer.
Associate Professor Paul Burke, ekonom dari Australian National University, mengatakan tidak kaget dengan kegagalan seperti itu.
"Ini hanya pengulangan dari Program Pengurangan Gas Rumah Kaca (GGAP) era PM John Howard," katanya.
Juru bicara Regulator Energi Bersih menjelaskan kepada ABC bahwa kegagalan kontrak adalah bentuk fleksibilitas yang memungkinkan banyak perusahaan untuk berpartisipasi.
"Emissions Redaction Fund dirancang untuk mendorong partisipasi yang memungkinkan fleksibilitas bagi sejumlah keadaan," katanya.
Pemerintah tampaknya mengalami kesulitan menemukan pengurangan emisi berbiaya rendah.
Proyek termurah - seperti menghindari pembukaan lahan atau membakar gas metana dari tempat pembuangan sampah - sebagian besar telah habis. Kini metode yang lebih mahal untuk mengurangi emisi semakin banyak digunakan.
Sejak 2016, biaya pengurangan emisi mengalami lonjakan. Harga rata-rata untuk pengurangan emisi saat ini berkisar 13,87 dolar per ton.
Menteri Energi Angus Taylor yang dihubungi ABC menyatakan sebagian kecil kontrak yang tidak akan menghasilkan pengurangan akan diinvestasikan kembali dalam proyek baru.
"Emissions Reduction Fund sebesar 2,5 miliar dolar sangat sukses mendukung pengusaha, masyarakat, dan pemilik lahan di Australia untuk mengurangi gas rumah kaca," katanya.
Simak berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutradara Bohemian Rhapsody Bayar Milyaran Bantah Tuduhan Pemerkosaan