AMBON - Proyek pembangunan tribun lapangan Merdeka yang ditangani PT Multi Buana Sejahtera dikerjakan asal-asalan. Ini setelah Komisi C DPRD Maluku melihat secara dekat proses pembangunan proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 7 miliar lebih itu.
Salah satu anggota Komisi C DPRD Maluku, Thobiyen Sahureka mengaku, ketika pihaknya melihat secara dekat proses pembangunan tribun, ternyata ada kebocoran pada lantai bawah. ’’Terjadi kebocoran karena tidak ada alat untuk memproteksi air. Itu artinya salah kerja,’’ kata Sahureka kepada Ambon Ekspres, Jumat (24/2).
Tak hanya itu, politisi asal PDIP itu mengaku, pemakaian Air Condicioner (AC) dibeberapa ruangan di lantai dasar tidak sesuai kondisi ruangan. ’’Terlihat seperti dipasar saja. Penataanya amburadul karena tidak sesuai kondisi ruangan. Padahal, tribun lapangan merdeka baru saja dikerjakan,’’ kesalnya.
Atas dasar itu, dalam waktu dekat Komisi C akan memanggil Dinas Pekerjaan Umum Maluku dan pihak kontraktor. ’’Kita kordinasi dengan pimpinan komisi. Dalam waktu dekat kita akan panggil PU dan kontraktor,’’ katanya.
BRONJONG DI PASSO RUSAK
Terpisah, salah satu warga Desa Passo Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Wem Sahetapy melaporkan pengerjaan bronjong dan talud di Dusun Wayori Desa passo. Kata dia, proses pengerjaan talud oleh PT Karya Ruata dikerjakan asal-asalan. ‘’Ada sejumlah titik yang mengalami kerusakan atau patah serta retak,’’ kata Sahetapy ketika mendatangi redaksi Ambon Ekspres (JPNN Group), Jumat (24/2).
Ironisnya, terang dia, kerusakan talud terjadi saat pihak pekerja dan direksi proyek angkat kaki dari lokasi proyek. ’’Sekitar tanggal 10 Februari 2012 ketika para pekerja dan direksi serta alat berat di mobilisasi keluar dari lokasi proyek. Saat itu kebetulan hujan sehingga mengakibatkan talud yang dikerjakan mengalami patah dan terjadi keretakan dimana-mana,’’ terangnya.
Dia berharap, kontraktor memperbaiki kerusakan yang terjadi. ’’Kami harap pihak Balai Sungai memerintahkan kontraktor mengerjakan kerusakan yang terjadi. Apalagi saat ini proyek itu dalam tahap pemeliharaan,’’ jelasnya.
Selain talud mengalami kerusakan, Sahetapy menambahkan, PT Karya Ruata juga ingkar janji. Kata dia, sebelum mobilisasi alat berat ke lokasi proyek, dirinya bersama pihak kontraktor sepakat agar lahan miliknya yang dilalui alat berat di perbaiki setelah proyek rampung. ’’Namun sampai saat ini tidak ada itikad baik dari pihak perusahaan. Saya sudah hubungi mereka tapi belum mengerjakan. Padahal, lahan yang dilalui hanya perlu ditimbun lagi agar tidak mengalami kerusakan,’’ pungkasnya.(YOS)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerap Ditemui Aparat Kejaksaan, Pejabat Resah
Redaktur : Tim Redaksi