Anggito: Redenominasi Karena Peredaran Uang Sulit Diawasi

Rabu, 04 Agustus 2010 – 15:12 WIB
Anggito Abimanyu.
JAKARTA- Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan, Anggito Abimanyu, menlai wacana yang disampaikan Pjs Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution terkait penyederhanaan nilai mata uang Rupiah bisa jadi ada baiknyaAnggito berpandangan, bahwa wacana tersebut disebabkan karena BI sulit mengawasi dan mengendalikan peredaran uang saat ini.

"Mungkin kajian BI benar, kok inflasi kita selalu tinggi

BACA JUGA: Harga Sembako Terus Melambung

Dalam keadaan normal kok di atas 5 persen
Itukan sudah termasuk tinggi, padahal infrastruktur kita sudah mulai membaik

BACA JUGA: Proses Redenominasi Rupiah Dimulai 2013

Seharusnya distribusinya sudah membaik dan inflasi sudah di bawah 5 persen
Mungkin saja karena inflasi tidak pernah turun, makanya BI merasa perlu untuk melakukan pengawasan peredaran uang," ujar Anggito pada wartawan, Rabu (4/8) di Jakarta.

Menurut Anggito, redenominasi secara sisi moneter bisa membantu BI untuk mempermudah pengawasan peredaran uang secara lebih efektif

BACA JUGA: Boediono Redam Pasar

Karena jumlah uang yang beredar menjadi lebih sedikit secara nilaiNamun, imbuh dia, rencana redenominasi dinilai masih belum terlalu mendesak untuk direalisasikanKarena membutuhkan kajian yang mendalam dan butuh penelitian serta sosialisasi yang menyeluruh ditengah masyarakat.

"Karena menurut saya tidak ada sesuatu yang pentingApa sih perlunya atau urgensinya redenominasi? Menurut saya, uang yang beredar sekarang ini tidak terlalu besar, masih relatif dan masih wajar saja," katanya.

Dosen Fakultas Ekonomi UGM ini pun mengatakan, bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan wacana yang saat ini tengah disiapkan kajiannya oleh BI tersebut.

"Itukan masih wacana dan Pak Darmin juga mengatakan hanya wacana, jadi tidak perlu ditanggapi lagiPelaksanaannya masih harus dipikir, termasuk untuk institusinya," katanya.

Ditambahkan Anggito, jika redenominasi jadi terlaksana maka dibutuhkan suatu institusi yang tepat dan kuat."Juga sosialisasi yang cukupSeperti di Turki juga pernah tahun 2002, tapi Turki itu negara yang kecil ya," katanya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Pengusaha Dilibatkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler