JAKARTA--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus segera memeriksa tiga anggota Komisi III DPR yang disebut-sebut mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin terlibat proyek pengadaan simulator Surat Izin Mengemudi.
"KPK harus bekerja profesional dan tidak boleh mengabaikan kesaksian Nazaruddin. Sebab Nazaruddin sendiri dipanggil KPK untuk dimintai kesaksian dalam proyek pengadaan di Polri, khususnya proyek Simulator SIM," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, Jumat (22/2).
IPW kata Neta, berharap kasus Simulator SIM menjadi pintu masuk KPK untuk membongkar kasus-kasus korupsi lain di Polri, seperti keberadaan mafia proyek yang diduga melibatkan oknum elit kepolisian, anggota legislatif, dan pengusaha.
Dari penelusuran IPW saat ini ada lima mafia proyek yang berkuasa di Polri, yakni TS, MA, R, S dan M. Meski sempat di black list dan bermasalah, mereka tetap saja mendapat keistimewaan dalam proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana Polri (POUPSP) 2013 senilai Rp 1,8 triliuin
"Akibat dikuasai mafia proyek, barang-barang yang akan dibeli Polri harganya jadi gila-gilaan, kuda misalnya Rp 468 juta per ekor, anjing Rp 150 juta per ekor, laptop Rp 28 juta per unit, eksternal disk Rp 7 juta per unit, dan kamera poket Rp 8 juta," ucap Neta.
Ia menerangkan, KPK harus mencermati manuver mafia proyek itu. Sebab, Polri seakan tidak mampu mengatasinya karena diduga para mafia ini didukung oknum-oknum di legislatif yang menekan elit-elit Polri.
"Jadi kesaksian Nazaruddin mengenai keterlibatan tiga anggota DPR tersebut harus segera ditindaklanjuti KPK dan dijadikan pintu masuk untuk membersihkan proyek-proyek Polri dari manuver mafia proyek dan oknum Komisi III DPR," pungkas Neta.
Seperti diketahui, Nazaruddin kemarin menjalani pemeriksaan di KPK terkait kasus korupsi pengadaan Simulator SIM di Korlantas Polri.
Suami Neneng Sri Wahyuni tersebut dulu pernah menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI. Ia menyebut ada beberapa rekannya di Komisi III DPR yang bermain dalam proyek tersebut. "Itu yang terlibat Azis Syamsudin, Herman Hery dan Bambang Soesatyo," kata Nazaruddin. (gil/jpnn)
"KPK harus bekerja profesional dan tidak boleh mengabaikan kesaksian Nazaruddin. Sebab Nazaruddin sendiri dipanggil KPK untuk dimintai kesaksian dalam proyek pengadaan di Polri, khususnya proyek Simulator SIM," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, Jumat (22/2).
IPW kata Neta, berharap kasus Simulator SIM menjadi pintu masuk KPK untuk membongkar kasus-kasus korupsi lain di Polri, seperti keberadaan mafia proyek yang diduga melibatkan oknum elit kepolisian, anggota legislatif, dan pengusaha.
Dari penelusuran IPW saat ini ada lima mafia proyek yang berkuasa di Polri, yakni TS, MA, R, S dan M. Meski sempat di black list dan bermasalah, mereka tetap saja mendapat keistimewaan dalam proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana Polri (POUPSP) 2013 senilai Rp 1,8 triliuin
"Akibat dikuasai mafia proyek, barang-barang yang akan dibeli Polri harganya jadi gila-gilaan, kuda misalnya Rp 468 juta per ekor, anjing Rp 150 juta per ekor, laptop Rp 28 juta per unit, eksternal disk Rp 7 juta per unit, dan kamera poket Rp 8 juta," ucap Neta.
Ia menerangkan, KPK harus mencermati manuver mafia proyek itu. Sebab, Polri seakan tidak mampu mengatasinya karena diduga para mafia ini didukung oknum-oknum di legislatif yang menekan elit-elit Polri.
"Jadi kesaksian Nazaruddin mengenai keterlibatan tiga anggota DPR tersebut harus segera ditindaklanjuti KPK dan dijadikan pintu masuk untuk membersihkan proyek-proyek Polri dari manuver mafia proyek dan oknum Komisi III DPR," pungkas Neta.
Seperti diketahui, Nazaruddin kemarin menjalani pemeriksaan di KPK terkait kasus korupsi pengadaan Simulator SIM di Korlantas Polri.
Suami Neneng Sri Wahyuni tersebut dulu pernah menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI. Ia menyebut ada beberapa rekannya di Komisi III DPR yang bermain dalam proyek tersebut. "Itu yang terlibat Azis Syamsudin, Herman Hery dan Bambang Soesatyo," kata Nazaruddin. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanda Bantu Tata Kelola Air Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi