JAKARTA - Pengamat politik Profesor Tjipta Lesmana mengatakan kalau Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berfungsi seperti Senat di Amerika Serikat, maka dia yakin akan banyak diantara anggota DPD tersangkut hukum.
Hal ini diungkapkan Tjipta Lesmana, dalam Dialog Kenegaraan bertema 'Peran Badan Kehormatan dalam Harkat, Martabat, Kehormatan dan Citra Lembaga Legislatif', di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (27/3).
Terlebih disaat Badan Kehormatan DPD dan DPR yang kerjanya berdasarkan standar etika. Menurut Tjipta, etika terkait langsung dengan rasa malu. "Masalahnya rasa malu itu yang tidak ada sehingga terjadi zaman edan dan etika terkubur," tegas Tjipta Lesmana.
Dikatakannya, salah satu bukti etika sudah tidak ada di kalangan anggota DPR sebagaimana yang kita lihat dalam sidang-sidang paripurna DPR yang hanya dihadiri oleh puluhan anggota DPR saja.
"Ketika berhadapan dengan masyarakat, tidak satu pun diantara anggota Dewan yang malu dengan pemandangan di sidang paripurna tersebut," ungkapnya.
Tjipta mengakui memang tidak semua anggota Dewan berprilaku sudah tidak punya rasa malu. "Tapi bagaimana jadinya seorang anggota DPR yang sudah tertangkap kamera tengah menyaksikan video porno, lalu bertanya lagi, apa salah dia?," kata Tjipta.
Hebatnya, semua rakyat berharap Badan Kehormatan DPR segera memecatnya dia (Arifinto, dari Fraksi PKS,red). "Yang terjadi apa, BK tidak sempat bertindak karena harus terlebih dahulu menunggu keterangan penyedikkan polisi sementara yang bersangkutan dengan enaknya keluar dari DPR dengan status mengundurkan diri," ujarnya. (fas/jpnn)
Hal ini diungkapkan Tjipta Lesmana, dalam Dialog Kenegaraan bertema 'Peran Badan Kehormatan dalam Harkat, Martabat, Kehormatan dan Citra Lembaga Legislatif', di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (27/3).
Terlebih disaat Badan Kehormatan DPD dan DPR yang kerjanya berdasarkan standar etika. Menurut Tjipta, etika terkait langsung dengan rasa malu. "Masalahnya rasa malu itu yang tidak ada sehingga terjadi zaman edan dan etika terkubur," tegas Tjipta Lesmana.
Dikatakannya, salah satu bukti etika sudah tidak ada di kalangan anggota DPR sebagaimana yang kita lihat dalam sidang-sidang paripurna DPR yang hanya dihadiri oleh puluhan anggota DPR saja.
"Ketika berhadapan dengan masyarakat, tidak satu pun diantara anggota Dewan yang malu dengan pemandangan di sidang paripurna tersebut," ungkapnya.
Tjipta mengakui memang tidak semua anggota Dewan berprilaku sudah tidak punya rasa malu. "Tapi bagaimana jadinya seorang anggota DPR yang sudah tertangkap kamera tengah menyaksikan video porno, lalu bertanya lagi, apa salah dia?," kata Tjipta.
Hebatnya, semua rakyat berharap Badan Kehormatan DPR segera memecatnya dia (Arifinto, dari Fraksi PKS,red). "Yang terjadi apa, BK tidak sempat bertindak karena harus terlebih dahulu menunggu keterangan penyedikkan polisi sementara yang bersangkutan dengan enaknya keluar dari DPR dengan status mengundurkan diri," ujarnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Serang Marzuki Lewat SMS
Redaktur : Tim Redaksi