jpnn.com, JAKARTA - Usaha Menteri BUMN Erick Thohir memaksimalkan program bersih-bersih BUMN menuai banyak apresiasi, salah satunya anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun.
Menurut Rudi, program tersebut tak sekadar janji. Ada bukti yang sudah ditunjukkan Erick Thohir. Kasus dugaan korupsi di PT Garuda Indonesia jadi contoh. Dalam kasus tersebut, Erick melaporkan sendiri kasusnya kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin.
BACA JUGA: Ganjar-Erick Duet Ideal untuk Pilpres 2024
“Janji bersih-bersih BUMN sudah jalan. Ada beberapa buktinya, seperti Garuda yang dia laporkan sendiri ke Jaksa Agung. Ada juga persoalan lain di BUMN yang dilaporkan,” kata Rudi saat dihubungi media.
Politikus Partai NasDem itu turut mengapresiasi upaya Erick dalam membersihkan BUMN perkebunan dari praktik korupsi, menyentuh seluruh PTPN. Menurut Rudi, PTPN 1 hingga 14 perlu dilakukan audit internal, baik dari sisi operasional, kinerja, hingga laba dan ruginya.
BACA JUGA: Resmikan Pameran Pasar Kopi di Eropa, Menteri Erick Thohir Bilang Begini
“Ada dugaan lebih besar biaya operasional dibanding pendapatannya. Saya duga itu semua dari kebijakan direksi-direksi BUMN perkebunan itu sendiri,” jelas Rudi.
Terpisah, Erick Thohir menyatakan kesehatan BUMN merupakan hal krusial. Kondisi BUMN yang sehat akan memberi dampak besar terhadap negara dan masyarakat.
BACA JUGA: Bali Akan Segera Punya KEK Kesehatan, Erick Thohir Targetkan Rampung Mei 2024
“Bersih-bersih BUMN sekaligus komitmen kami terkait transformasi menyeluruh dengan memperbaiki proses dan fokus bisnisnya, termasuk penerapan budaya kerjanya,” kata Erick.
Erick meyakini bersih-bersih BUMN melalui transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM) akan membawa perubahan besar bagi BUMN. Tak hanya mampu mendongkrak kinerja, Erick menyebut program transformasi juga menjadi fondasi besar bagi BUMN untuk meminimalisasi praktik korupsi.
“Korupsi itu bagian yang harus diberantas. Walaupun kita menyadari korupsi dari zaman dulu sampai sekarang ada, tapi kita harus meminimalisasi korupsi, apalagi korupsi uang rakyat, uang pemerintah. Ini sangat menyakitkan,” ujarnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif