Anggota DPRD di Papua Tewas Dikeroyok

Jumat, 31 Mei 2013 – 06:34 WIB
JAKARTA--Seorang anggota DPRD Kabupaten Nduga, Papua Eka Tambuni (40) tewas dibantai oleh tiga orang yang mengeroyoknya. Kejadian tersebut merupakan buntut dari peristiwa pembunuhan atas Yustinius yang merupakan Kepala Bagian Umum Kabupaten Nduga pada Kamis lalu (23/5). Diduga pelaku pengeroyokan tersebut melakukan aksi balas dendam kepada Eka yang diduga terlibat dalam pembunuhan Yustinius.

Peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi di Jalan Raya Hawai Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua Rabu (29/5) pukul 15.00 WIT. Namun kepolisian setempat berhasil meringkus ketiga pelaku pembunuhan anggota DPRD Kabupaten Nduga tersebut. Mereka adalah Letia Gwijangge (36), Ijanus Wandikbo (19), dan Nanggaluk Ara (25). Ketiganya merupakan warga Mafenduma, Kabupaten Nduga. Selain itu ketiganya merupakan kerabat dari Yustinius korban pembunuhan diduga dilakukan oleh Eka Tambuni.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto kepada wartawan kemarin (30/5) menjelaskan kronologis pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya Eka. "Saat itu para pelaku membuntuti korban dari Lingkaran Abe dengan menggunakan mobil rental. Ketika tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban langsung disekap dan dianiaya hingga tewas," katanya.

Mengetahui korbannya tidak bernyawa, para pelaku lantas kabur ke Kampung Yabaso, Ujung Bandara Sentani. Tidak lama kemudian polisi melakukan penangkapan di tempat kaburnya pelaku dan langsung diamankan di Polres Jayapura untuk kepentingan penyelidikan. Dalam penangkapan tersebut, polisi juga menyita barang bukti berupa parang yang digunakan pelaku untuk menghabisi korbannya.

Agus menambahkan bahwa saat ditemukan korban langsung dilarikan di rumah sakit Yowari, Papua. Hasil otopsi sementara dari pihak kepolisian, korban mengalami luka bacok di kepala belakang sampai leher dengan kondisi nyaris putus. Selain itu ditemukan luka sabetan senjata parang di kaki kiri pada lipatan lutut yang nyaris putus.

"Rencananya hari ini (kemarin) korban Eka Tambuni akan dimakamkan di wilayah Wamena," ungkapnya.

Sementara itu polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus yang diduga dilatarbelakangi oleh motif balas dendam. Para pelaku yang merupakan kerabat Yustinius menganggap bahwa Eka Tambuni merupakan salah satu pelaku pembunuhan terhadap Yustinius. Namun pihak kepolisian belum menemukan bukti keterlibatan Eka Tambuni dalam kasus pembunuhan Kepala Bagian Umum Kabupaten Nduga tersebut.

Selain itu dalam jumpa pers Kamis (30/5), Agus juga menginformasikan bahwa tidak lama setelah peristiwa tewasnya anggota DPRD Kabupaten Ndunga tersebut, pada pukul 16.30 WIT di hari yang sama terjadi bentrokan dua kelompok masyarakat di Distrik Wamena, Papua.

Bentrokan yang melibatkan kelompok masyarakat "atas" dan "bawah" di Wamena ini diduga merupakan buntut dari peristiwa tewasnya Eka Tambuni dan Yustinius karena lokasi terjadinya bentrokan berada di wilayah tempat tinggal Eka Tambuni dan para pelaku pembunuhnya. "Eka Tambuni diketahui merupakan warga di Wamena atas," ungkapnya.

Dari bentrokan tersebut dua warga dari kelompok Wamena atas terluka akibat terkena anak panah. "Korban bentrokan dirawat di rumah masing-masing secara tradisional," ujar Agus kepada wartawan.

Berkaitan dengan peristiwa bentrokan antar warga yang sering terjadi di tanah Cendrawasih tersebut, Agus mengatakan bahwa pemecahan masalah dengan jalan kekerasan tidak perlu dilakukan. "Penyelesaian masalah dengan cara perang tidak perlu dilakukan lagi sehingga penerapan hukum positif bisa dilakukan," paparnya. (Dod)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadis! Bocah SD Dimutilasi Hidup-Hidup

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler