jpnn.com - YOGYAKARTA - Dr. Raden Stevanus Christian Handoko menegaskan penolakan terhadap penyebutan istilah Nataru.
Istilah ini sering muncul untuk penyebutan perayaan Natal dan tahun baru.
BACA JUGA: Pastikan Kenyamanan Penumpang saat Liburan Nataru, Kapal PELNI Jalani Uji Petik
Menurut anggota DRPD DIY tersebut penggunaan istilah Nataru dapat mereduksi makna sakral dari perayaan Natal.
Pria yang akrab disapa Mas Bro Steve itu mengatakan Natal memiliki nilai keagamaan yang mendalam bagi umat Kristen dan Katolik.
BACA JUGA: Jelang Nataru 2024/2025, ASDP Pastikan Fasilitas dan Layanan Prima di Lintasan Merak-Bakauheni
"Natal adalah momen penting dalam agama kami yang merayakan kelahiran Yesus Kristus. Ini bukan sekadar even biasa atau dikaitkan dengan kegiatan komersial lainnya, seperti tahun baru," katanya, Selasa (19/11).
Dia mengatakan pentingnya menjaga kesakralan setiap perayaan keagamaan.
BACA JUGA: Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
Penggunaan istilah Nataru dianggap dapat mengaburkan nilai keagamaan dan terindikasi melecehkan hari besar keagamaan.
"Tidak seharusnya istilah Natal digabungkan dengan nama even atau perayaan lain yang lebih bersifat sekuler dan tidak ada hubungannya dengan kesakralan hari keagamaan," ujarnya.
Ia berharap semua pihak lebih menghargai makna Natal bagi umat Kristiani. (mcr25/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : M. Sukron Fitriansyah