Anggota DPR Ingin Lahan di Kawasan Danau Toba Dimaksimalkan untuk Produksi Jagung

Jumat, 15 Oktober 2021 – 16:23 WIB
Anggota Komisi VII DPR Lamhot Sinaga menginginkan agar lahan di Kawasan Danau Toba dimaksimalkan untuk produksi jagung. Foto: Ridwan/Man

jpnn.com, TOBA - Anggota DPR Lamhot Sinaga menginginkan seluruh kabupaten di kawasan Danau Toba mampu memproduksi jagung sebagai bahan pakan ternak.

Menurutnya, meski jagung bukan komoditas utama petani di kawasan tersebut, namun menanam jagung merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat yang tersebar di 7 kabupaten di kawasan Danau Toba.

BACA JUGA: Mentan SYL Targetkan Produksi Jagung Tahun Ini lebih Tinggi

“Kami berharap bagaimana tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba ini bisa produksi untuk menaikkan pakan ternak berbasis jagung,” kata Lamhot usai menyalurkan 15 mesin pemipil jagung di Desa Pasuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Senin (11/10).

Anggota Fraksi Partai Golkar DPR ini mengungkapkan harga jagung sempat anjlok di kisaran Rp 2.500-3.000 per kilogram dikarenakan derasnya importasi jagung.

BACA JUGA: Sukabumi Panen Raya Padi dan Jagung, Produksi Beras Surplus 124.077 Ton

Namun saat Presiden Joko Widodo menyetop impor, harga jagung di tingkat petani meningkat menjadi di kisaran Rp 5 ribu.

Di sisi lain, Lamhot menjelaskan jika rata-rata 7 kabupaten tersebut memiliki luasan lahan jagung sekitar 3 ribu hektare, artinya terdapat 21 ribu hektare lahan yang siap untuk produksi pakan ternak.

“Kalau satu hektare saja bisa hasilkan enam ton dikalikan 21 ribu, hasilnya 126 ribu ton hanya dari kawasan Danau Toba," kata anggota Komisi VII DPR itu.

Legislator dari Dapil Sumut II itu mengatakan luasan lahan yang tinggi tersebut perlu didukung oleh peningkatan produktivitas pemipilan jagung oleh para petani.

BACA JUGA: Terapkan 9 Jurus, Produksi Jagung di Nganjuk Raup Rp1 Triliun  

Dia meyakini jika pemipilan jagung sudah beralih ke mekanisasi dapat mendongkrak produktivitas naik.

Para petani selain dapatkan harga bagus, juga para pengusaha pakan ternak juga terbantu karena adanya suplai cukup dari para petani jagung lokal tersebut.

Lamhot berharap dengan adanya pasokan jagung yang langsung kepada pengusaha pakan ternak, harga ayam dan telur di tingkat konsumen jadi murah tapi harga di tingkat petani bagus.

“Kan begitu idenya. Karena mata rantai pasokannya sudah kita putus sebagian, tidak lewat tengkulak, tapi karena sudah terkoneksi langsung,” tutup anggota Badan Legislasi DPR itu. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler