Anggota Komisi VI DPR Sebut BUMN Lain Perlu Tiru Pertamina, Kenapa?

Senin, 08 Februari 2021 – 09:04 WIB
Layanan pengiriman BBM Pertamina. Foto: Ridha/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman menyebut, BUMN lain perlu meniru kinerja PT Pertamina (Persero) karena mampu meraih laba satu miliar dolar AS atau Rp14 triliun pada 2020 lalu.

"Ini tentu perlu diapresiasi dan dijadikan contoh untuk BUMN-BUMN lain. Penghargaan kepada jajaran komisaris dan direksi Pertamina," kata Mahfudz di Jakarta, Senin (8/2/2021).

BACA JUGA: Program PSRLB Pertamina EP untuk Masyarakat Desa Berbuah Manis

Menurutnya, capaian kinerja, Pertamina mampu memberikan harapan pada perekonomian Indonesia.

Meski pandemi Covid-19 belum kunjung usai, Pertamina mampu bertahan dan memperoleh laba dengan baik.

BACA JUGA: Pertamina Tancap Gas Produksi Baterai Motor Listrik

"Kami tentu bergembira hati dan bersukacita atas sangat baiknya laporan kinerja Pertamina pada tahun 2020, perolehan laba luar biasa," ucapnya.

Mahfudz mengatakan, capaian Pertamina merupakan, hasil komitmen dan kemampuan jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina yang mumpuni.

BACA JUGA: Program Langit Biru Pertamina Bantu Tekan Biaya Produksi dan Pemeliharaan

"Mereka mampu menciptakan dan memanfaatkan peluang di tengah tantangan yang berat," katanya.

Dia juga mengapresiasi Menteri BUMN Erick Tohir beserta jajarannya, yang mampu melaksanakan fungsi pengarahan dan pengawasan dengan baik.

Sebelumnya, pengamat energi menilai keberhasilan Pertamina memperoleh laba di atas satu miliar dolar AS di tengah pandemi Covid-19 tak lepas dari strategi bisnisnya yang tepat.

"Ini merupakan suatu hal yang luar biasa, dengan strategis bisnis yang tepat. Strategi Pertamina dalam rangka menghadapi tripple shocks saat pandemi bisa berbuah manis," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan.

Pada semester I 2020, keuntungan Pertamina sempat anjlok dengan mencatatkan kerugian hingga Rp11 triliun.
Penyebabnya, menurut dia, BUMN energi ini mengalami triple shocks yakni menurunnya harga minyak dunia, menurunnya permintaan, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Namun, dengan strategi bisnis yang tepat, Pertamina berhasil melakukan rebound, sehingga akhir 2020 bisa membukukan keuntungan.

Menurut Mamit, ada sejumlah faktor pendorong yang menyebabkan Pertamina mengalami keuntungan.

"Contohnya berhasil melakukan efisiensi dengan memangkas biaya produksi, serta berhasil meningkatkan produksi di tengah harga minyak mentah dunia terkoreksi," pungkasnya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler