jpnn.com, MADURA - Laga Madura United kontra PSM Makassar pada leg kedua semifinal Piala Indonesia 2018 awalnya berjalan dengan baik.
Suporter kedua tim tertib dalam menyerukan dukungan. Apalagi, asa tuan rumah untuk lolos terbuka lebar saat mereka unggul 2-0.
BACA JUGA: MU Gagal Lolos ke Final Piala Indonesia, Presiden Klub: Selamat untuk PSM
Namun, situasi berubah ketika bek PSM Aaron Evans mencetak gol enam menit sebelum laga usai.
BACA JUGA: MU Gagal Lolos ke Final Piala Indonesia, Presiden Klub: Selamat untuk PSM
BACA JUGA: PSM Melaju ke Final Piala Indonesia meski Kalah dari Madura United
Gol itu membuyarkan mimpi Madura United untuk melaju ke final. Padahal, dengan skor 2-0, tiket final pasti digenggam.
Situasi menjadi kurang kondusif. Apalagi, tim tamu seakan sengaja mengulur waktu agar Madura United tak bisa menambah gol.
BACA JUGA: Madura United vs PSM: Saling Jegal Demi Tiket Final
Puncaknya, saat injury time, suporter Madura United yang berada di belakang bench PSM melempari ofisial PSM dengan botol.
Itu menjadi respons atas aksi kurang suportif dari salah seorang ofisial PSM yang menendang bola yang diberikan ball boy kepada bek Andik Rendika Rama.
Hal itu memancing amarah suporter yang masih berharap Madura United menambah gol.
Pelemparan botol pun tak terhindarkan. Salah seorang anggota rombongan PSM menunjukkan pistol kepada suporter tuan rumah.
Oknum tersebut juga menunjuk-nunjuk ke arah suporter. Kemarahan pendukung Madura United pun semakin menjadi. Tim keamanan langsung mengamankan pria itu.
’’Tentu ini sebuah pelanggaran. Ada oknum yang memakai ID card PSM. Diduga pengawal manajer PSM (Munafri Arifuddin),’’ ucap Sapto Wahyono, security officer Madura United.
Tidak hanya diamankan, oknum tersebut diperiksa lebih lanjut di Polres Pamekasan.
’’Ini juga menjadi pelajaran bagi semuanya. Bagaimanapun, di ruang publik, dilarang membawa apalagi mengacungkan senjata api,’’ imbuhnya. (nia/c18/ali)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Borneo FC vs Persija: Tuan Rumah Tunggu Asri Akbar
Redaktur : Tim Redaksi