Anggota TNI Tebang Pisang, Warga Ngamuk

Kamis, 25 Februari 2010 – 05:59 WIB

SORONG- Konflik pertanahan antara warga dengan TNI AL terjadi di Jln Bubara, SorongWarga merasa hidupnya tak nyaman, lantaran pihak Lanal menyatakan lahan untuk pembangunan Mako Lanal di Jln Bubara itu adalah milik TNI AL

BACA JUGA: Petinggi KPC Kena Cekal, Ical Tolak Berkomentar

Sedang warga merasa sudah cukup lama tinggal di lahan itu
Konflik pun sudah memanas di lapangan, kemarin

BACA JUGA: Longsor Susulan Mengancam

Warga sekitar Jln Bubara  Klademak I mengamuk
Mereka melampiskan kemarahannya dengan melakukan aksi palang jalan dan merobohkan tiang listrik di sekitar Jln Bubara tersebut.

Kemarahan warga dipicu dari adanya aksi bersih-bersih dari anggota Lanal Sorong

BACA JUGA: Kenangan Mantan Guru Barry

Seperti diketahui Mako Lanal yang baru berada di Jln Bubara (eks Depo Marinir, belakang Supermarket Saga)Dalam kegiatan pembersihan itu, ternyata anggota Lanal juga memangkas pohon pisang di lahan yang diklaim  milik wargaBegitu mengetahui pohon pisang mereka ditebang, warga pun langsung mengamukDalam aksinya  beberapa warga mengaku  sudah puluhan tahun tinggal di atas lahan sekitar Mako Lanal tersebut dan selama ini belum pernah mereka merasa terusik

Versi warga, penebangan pohon pisang tanpa pemberitahuan sebelumnya“Maunya apa, seenaknya tebang pohon pisangMemang pohon pisang ini milik siapa?Tanah ini  sudah puluhan tuhun kita tempati bersama anak-anak kita,” ujar salah satu wargaAksi tebang pisang dibalas oleh warga dengan memotong pagar pembatas di Mako Lanal menggunakan gergaji  besi dan merusak pagar kawat dan Pos Kamling yang berada di sebelah Barat Makolanal.

Dalam aksinya yang membabi buta, warga merusak Pos Kamling mulai dari atap hingga temboknya dihancurkanDalam sekejap bangunan Pos Kamling itu pun tinggal separuhPantauan Koran ini, awalnya aksi mengamuk ini hanya diikuti puluhan warga, namun kemudian semakin banyak warga datang ke TKPTak pelak ratusan warga pun langsung ikut dalam aksi tersebut.

“Kasihan, kita tinggal di sini sudah lama, sekarang diusirApa tidak ada rasa perikemanusiaan ka, mana belas kasihan sama masyarakatAnak kita nanti mau tinggal dimana lagi,” teriak salah satu mama Papua seraya menghadap ke Mako LanalDalam aksinya lebih lanjut warga mengambil potongan  pohon pisang yang ditebang Lanal dan dipakai untuk memalang jalanAksi palang ini di Jln Bubara berlangsung sekitar  2,5 jam, yakni  mulai pukul 12.00 hingga 14.30 WIT.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun turut serta dalam aksi palang jalan tersebutSelang beberapa menit kemudian, tiang listrik yang ada di kanan jalan dan selama ini tidak berfungsi diangkat ramai-ramai dan dipakai untuk memalang jalanTermasuk bekas kawat-kawat pagar Lanal juga semuanya ditumpuk di badan jalan tersebut.

Guna mengamankan agar tindak anarkis tidak berkembang lebih jauh, sekitar pukul 12.00 WIT, pasukan Dalmas Polresta tiba di TKPSelanjutnya polisi pun bernegosiasi  dengan warga supaya jalan tidak dipalang karena menganggu arus lalu lintasHingga pukul 13.00 WIT, polisi belum berhasil membujuk wargaImbauan agar palang dibuka tidak diindahkan

Warga mengancam kalau pihak pemerintah dan DPRD tidak turun bernegosiasi dengan mereka atas masalah sengketa tanah dengan Lanal  maka warga mengancam tidak akan membuka palang di Jln Bubara tersebut“Kita mau bicara di sini bersamaJangan ada perwakilan seperti dulu karena kita pernah ditipu, kita diberi uang tidak sesui dengan perjanjian,” ujar salah satu warga yang bernegosiasi dengan komadan Dalmas.

Terkait dengan lahan  yang disengketakan di Jln Bubara tersebut, menurut warga untuk pembebasan tanah di Kompleks Mako Lanal memang pernah dibicarakanNamun yang menerima biaya pembebasan tanah itu hanya beberapa orang dan tanpa bukti atau kwitansi yang sah“Hanya dikasih uang ganti rugi kurang lebih Rp 60 jutaPadahal dalam perjanjian Rp 2 miliar, dan itu tidak ada bukti sama sekali,” teriak salah satu wargaHingga pukul 14.00 WIT, jalan masih tetap dipalang

Komandan Lanal Sorong Kol Laut (P) Yudo Margono melalui  Pasops Lanal Kapten Laut (P) Sri Rahmadi yang dikonfirmasi hal ini mengatakan, pihaknya sebenarnya hanya bermaksud untuk membersihkan sampah di sekitar areal tersebut agar terlihat lebih rapihDalam kegiatan pembersihan itu termasuk memotong rumput dan pohon pisang yang dianggap mengganggu

“Karena sebentar lagi Ulang Tahun Kota Sorong jadi kita membersihakan tempat tersebut supaya kelihatan rapih,”terang Pasops LanalDikatakan, ketika anggota membersihkan areal Jln Bubara itu warga sekitar langsung marah dan berteriak minta kegiatan pembersihan itu dihentikan.

Menyinggung soal tanah yang disengketakan, menurut Kapten Laut (P) Sri Rahmadi, pihaknya siap jika warga yang mengklaim tanah itu menggiringnya ke proses hukumDaripada ribut-ribut, ujarnya, masalah tanah itu sebaiknya diselesaikan secara baik-baik dengan duduk bersama.

Sri Rahmadi pun menjelaskan asul-usul lahanDikatakan, sebetulnya tanah di areal tersebut milik Pertamina yang telah dihibahkan kepada TNI AL“Berdasarkan keputusan Menteri Keungan dan Hankam, tanah seluas 7 Ha beserta bangunannya yang ada di area tersebut dihibahkan ke TNI ALJadi sejak tahun 2005 silam Pertamina pusat sudah bernegosiasi dengan Menteri Keuangan dan Hankam dan diserahterimakan kepada KasaL untuk TNI AL,” jelas Sri Rahmadi kepada Radar Sorong di ruang kerjanya(dik/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Justru Inginkan RPM Konten Multimedia


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler