Kenangan Mantan Guru Barry

Sekolah Asisi Menteng Dalam Jelang Kedatangan Obama

Kamis, 25 Februari 2010 – 02:49 WIB
Fermina Sinaga, guru SD Asisi, Menteng Dalam, Jakarta, yang mengajar kelas 3, duduk di bangku belakang bekas Presiden AS, Barack Obama, pada 42 tahun yang lalu. FOto: Fery Pradolo/Indopos.
JAKARTA - Sekolah Asisi Menteng Dalam mengundang tiga mantan guru Presiden Barack Obama, kemarin (24/2)Mereka berbicara mengenai masa lalu Obama di sekolah tersebut

BACA JUGA: Demokrat Justru Inginkan RPM Konten Multimedia

Acara itu digelar dalam rangkaian penyambutan Obama berkunjung ke Indonesia.

Kepala SD Asisi Yustina Amirah mengatakan, pendidikan usia dini memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan optimal bakat kepemimpinan seorang anak
Hal tersebut juga memberikan penanaman nilai hidup sebagai bekal sang anak di masa depan.

"Kami mengundang mereka untuk bertutur masa kecil Obama sewaktu kelas 1-3," ujarnya

BACA JUGA: Kisah Sedih Balita dari Kalbar di RSCM

Ketiga mantan guru Obama yaitu, Israela Pariera (guru kelas 1), Cicilia Sugini (guru kelas 2), dan Fermina Sinargar (guru kelas 3)
Sebagai sekolah pertama Obama, Sekolah Asisi ingin memberi sambutan meriah terhadap presiden Amerika itu.

Sekolah Asisi, jelas Yustina, adalah institusi pendidikan yang mengutamakan pendidikan pengembangan karakter

BACA JUGA: Merasa Aman Dari Pencopotan

"Para murid sekolah Asisi disiapkan untuk menjadi individu yang memiliki jiwa kepemimpinanTidak hanya jadi pemimpin biasa saja, tapi juga mampu menginspirasi orang di sekitarnya," jelas perempuan yang sudah lima tahun menjadi kepala sekolah itu.

Yustina menjelaskan, bukan hanya guru hebat saja yang dapat membentuk karakter siswaTapi, juga pribadi siswa itu sendiriSeperti, kemampuan dan kepercayaan diri"Posisi guru hanya membentuk, mengarahkan dan menyiapkan mereka," sebutnya.

Nah, Obama, menurut mantan guru kelas 1 Obama - Israela Pareira - memiliki sikap kepemimpinan dan percaya diri sejak kecilMenurutnya, Barry - demikian panggilan Obama saat kecil - adalah anak yang cerdas dan sudah menunjukan bakat kepemimpinannya saat anak-anak.

"Dia lebih menonjol dari teman-temannyaTidak hanya dalam hal mata pelajaran, juga dalam memimpin dan mengarahkan teman-temannya," jelasnyaContohnya, kata Israela, Obama selalu berinisiatif memimpin teman-temannya saat berbaris hendak masuk kelas.

"Sebagai guru yang mengawasi, saya cukup kagum dengan tingkah lakunya itu," ungkap dia sambil mengenang masa laluSatu hal yang tidak dilupakan Israela adalah keinginan Obama kecil menjadi presiden"Aku ingin menjadi Presiden," kenang Israela menirukan ucapan ObamaIsraela ingin mencium pipi Obama jika datang ke Indonesia"Saya juga akan memanggil nama kecilnya," ucapnya.

Guru kelas 3 Fermina Katarina juga mengungkapkan hal senadaMenurutnya, Barry menonjol dalam permainan sepak bola"Tetapi dia tidak egoisKerjasama timnya bagusDia membagi bola kepada kawan-kawan satu timnya," cerita FerminaSi kecil Barry waktu itu berkulit hitam dengan gaya rambut keriwil.

Bakat kemampuan Barry juga terlihat dari caranya dalam meyakinkan orangTermasuk, sikap tegas yang dimilikinya"Tahun lalu semua telah terwujudObama kecil telah menjadi Presiden Amerika Serikat," ucapnyaHal yang membuatnya terkesan saat Barry menulis karangan tentang cita-citakuKetika itu, dia mengungkapkan mimpi dan keinginannyaSalah satunya, ingin menjadi presiden.

Guru kelas 2 Obama, Cicilia Sugini menambahkan, kesulitan Obama hanya belum fasih berbahasa IndonesiaKerapkali, saat mengajukan dia mengajukan pertanyaan, Barry selalu mengacungkan jarinya"Entah bisa menjawab atau tidakYang pasti, ide di kepalanya selalu adaTapi, dia kesulitan mengutarakan pendapatnya karena kendala bahasaJadi, kesannya seperti dia tidak bisa menjawab pertanyaan," kenangnyaKendati demikian, kata Cicilia, kendala tersebut perlahan teratasiObama mulai lancar berbahasa Indonesia pada tahun kedua di sekolah itu.

Hadir dalam acara itu juga dua teman sepermainan Obama sewaktu kecilYaitu, Dara Madewa dan DodotRumah Dara terletak persis di depan rumah Obama"Dia (Obama, Red) sering main ke rumahKalau sudah main, lama sekali," ujarnyaDara menceritakan, saat Obama mencalonkan menjadi presiden Amerika, dia sempat mengirim email kepadanya"Saya bingung ini Barry yang manaSetelah saya ingat-ingat dan cek, ternyata memang dia (Obama, Red)," ungkapnya(kit)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Setengah Hati Bangun NAD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler