JAKARTA - Angelina Sondakh blak-blakan dalam sidang pembacaan nota pembelaannya (pledoi) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/1). Dalam pledoinya, Angelina yang akrab disapa Angie ini menyerang Mindo Rosalina Manulang, anak buah Muhammad Nazaruddin di Permai Group.
Ia menyebut Rosa tidak pantas disebut sebagai saksi kunci yang bekerjasama untuk mengungkap kasus atau Justice Collaborator. Hal ini karena Rosa pernah membujuk Angie agar meminta uang senilai Rp20 miliar kepada nama-nama yang telah ia tentukan. Jika nama-nama itu memberi uang, maka tidak akan disebut dalam persidangan. Dalam hal ini, Angie tidak menyebutkan nama yang dimaksud Rosa.
"Rosa pernah bujuk saya untuk meminta uang sebesar 20 miliar kepada orang-orang yang dia sebut kepada saya. Dan yang membuat saya terkejut, nama-nama yang dia sebutkan itu tidak pernah dia ungkapkan dalam persidangan. Justice collaborator akhirnya berubah menjadi apa yang saya sebut sebagai justice calculator," ujar Angie di hadapan Majelis Hakim yang diketuai oleh Sudjatmiko. Saat membacakan pledoinya Angie beberapa kali terdengar terisak dan senggukan karena menangis.
Ia kembali melanjutkan bahwa penegak hukum sebaiknya tidak sepenuhnya mempercayai orang-orang yang menyebut dirinya justice collaborator. Angie beranggapan, mereka hanya menggunakan topeng kebenaran untuk memeras dan menjatuhkan orang. Ia pun mengaku menolak permintaan Rosa untuk meminta Rp20 miliar itu, karena tidak ingin melakukan fitnah.
Angie mencontohkan, ada beberapa nama yang seharusnya ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Rosa maupun sejumlah saksi, tapi dalam sidang ternyata tidak terungkap sama sekali. Angie mengaku makin yakin, ada skenario besar yang telah disusun dalam sejumlah kasus korupsi yang menjeratnya. Ia merasa namanya hanya dicatut, sementara pemain sebenarnya adalah Rosa cs.
"Orang yang bertopeng kebenaran, untuk mencari keuntungan pribadi. Di balik topeng kebenaran mereka mengungkapkan cerita yang sebagian benar, sebagian tidak benar, dan sebagian besar tidak diceritakan secara utuh sehingga menghilangkan nilai kebenaran itu sendiri. Gunakan nasib mereka untuk peroleh uang," ujar Angie.
Angie juga kembali menjelaskan cerita yang pernah ia ungkapkan di persidangan, bahwa saat kunjungannya pada Rosa di Rutan Pondok Bambu, ia diminta Rosa untuk menyebutkan nama seseorang. Di sidang terdahulu, nama yang dimaksud adalah Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. Rosa memaksanya menggelar jumpa pers selama dua hari untuk mengungkap nama itu. Namun, permintaan Rosa itu ditolaknya.
"Mindo Rosalina cs begitu licik dan picik memainkan semua ini. Ada konspirasi yang nyata dan saya dijadikan kambing hitam," pungkas Angie.(flo/jpnn)
Ia menyebut Rosa tidak pantas disebut sebagai saksi kunci yang bekerjasama untuk mengungkap kasus atau Justice Collaborator. Hal ini karena Rosa pernah membujuk Angie agar meminta uang senilai Rp20 miliar kepada nama-nama yang telah ia tentukan. Jika nama-nama itu memberi uang, maka tidak akan disebut dalam persidangan. Dalam hal ini, Angie tidak menyebutkan nama yang dimaksud Rosa.
"Rosa pernah bujuk saya untuk meminta uang sebesar 20 miliar kepada orang-orang yang dia sebut kepada saya. Dan yang membuat saya terkejut, nama-nama yang dia sebutkan itu tidak pernah dia ungkapkan dalam persidangan. Justice collaborator akhirnya berubah menjadi apa yang saya sebut sebagai justice calculator," ujar Angie di hadapan Majelis Hakim yang diketuai oleh Sudjatmiko. Saat membacakan pledoinya Angie beberapa kali terdengar terisak dan senggukan karena menangis.
Ia kembali melanjutkan bahwa penegak hukum sebaiknya tidak sepenuhnya mempercayai orang-orang yang menyebut dirinya justice collaborator. Angie beranggapan, mereka hanya menggunakan topeng kebenaran untuk memeras dan menjatuhkan orang. Ia pun mengaku menolak permintaan Rosa untuk meminta Rp20 miliar itu, karena tidak ingin melakukan fitnah.
Angie mencontohkan, ada beberapa nama yang seharusnya ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Rosa maupun sejumlah saksi, tapi dalam sidang ternyata tidak terungkap sama sekali. Angie mengaku makin yakin, ada skenario besar yang telah disusun dalam sejumlah kasus korupsi yang menjeratnya. Ia merasa namanya hanya dicatut, sementara pemain sebenarnya adalah Rosa cs.
"Orang yang bertopeng kebenaran, untuk mencari keuntungan pribadi. Di balik topeng kebenaran mereka mengungkapkan cerita yang sebagian benar, sebagian tidak benar, dan sebagian besar tidak diceritakan secara utuh sehingga menghilangkan nilai kebenaran itu sendiri. Gunakan nasib mereka untuk peroleh uang," ujar Angie.
Angie juga kembali menjelaskan cerita yang pernah ia ungkapkan di persidangan, bahwa saat kunjungannya pada Rosa di Rutan Pondok Bambu, ia diminta Rosa untuk menyebutkan nama seseorang. Di sidang terdahulu, nama yang dimaksud adalah Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. Rosa memaksanya menggelar jumpa pers selama dua hari untuk mengungkap nama itu. Namun, permintaan Rosa itu ditolaknya.
"Mindo Rosalina cs begitu licik dan picik memainkan semua ini. Ada konspirasi yang nyata dan saya dijadikan kambing hitam," pungkas Angie.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angie Siapkan Pembelaan Berjudul Mencari Keadilan
Redaktur : Tim Redaksi