Angin Segar dari Luhut Binsar soal Impor BBM, Adem Banget

Rabu, 18 Januari 2023 – 20:32 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan angin segar soal impor bahan baku BBM. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan angin segar soal impor bahan baku BBM.

Menurutnya, pada 2045 nanti Indonesia tidak akan lagi mengimpor bahan bakar fosil karena akan mengembangkan potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Morat-marit, tetapi Luhut Binsar Tak Khawatir, Kok Bisa?

Luhut Binsar mengaku pemerintah sedang melakukan penelitian soal minyak kelapa sawit.

"Kami percaya pada 2045 bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit. 30 persennya akan diarahkan untuk pangan dan sisa 70 persennya, kita bisa lakukan riset dan kita bisa bikin etanol. Jadi kita tidak perlu mengimpor minyak fosil pada saat itu," kata Menko Luhut Pandjaitan dalam "Indonesia Zero Pathway: Opportunity & Challenges" yang digelar di Paviliun Indonesia, World Economic Forum Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss, Selasa (17/1) waktu setempat.

BACA JUGA: 28 Negara Antre Pinjaman IMF, Indonesia Ikut? Begini Kata Luhut Binsar

Luhut Binsar menjelaskan pengembangan bahan bakar alternatif merupakan satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digencarkan Indonesia.

Keempat pilar lainnya yaitu dekarbonisasi sektor kelistrikan; transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik; industri hijau; dan carbon sinks yang meliputi carbon capture dan carbon offset market.

Eks Menko Polhukam itu juga menyebut percepatan pencapaian net zero emission 2060 akan didorong dengan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan.

"Makanya peran minyak sawit akan sangat besar di tahun-tahun mendatang," ujar Luhut Binsar.

Pemerintah Indonesia, kata Luhut, sedang melakukan moratorium izin perkebunan kelapa sawit agar tingkat produktivitas memelesat.

Ditargetkan produksi akan meningkat dari 2,3 ton per hektare menjadi 8-10 ton per hektare dalam 10-15 tahun ke depan. Kebijakan moratorium sendiri juga dilakukan untuk menekan angka deforestasi akibat ekspansi kebun kelapa sawit.

"Indonesia telah mengimplementasikan program mandatori penggunaan biodiesel berbasis CPO sejak 2008," ucap Luhut BInsar.

Program mandatori dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil, utamanya bahan bakar diesel, meningkatkan penggunaan energi terbarukan serta mengurangi emisi dari penggunaan bahan bakar fosil.

"Indonesia sudah membangun kolaborasi dengan Malaysia, saya rasa 74 persen akan berasal dari dua negara ini," pungkas Luhut Binsar. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Luhut Binsar   Ekonomi   BBM   sawit   emisi   ekonomi hijau  

Terpopuler