Menurut Amka, banyak faktor penyebab buta aksara tersebut. Terutama bagi masyarakat yang berusia 45 tahun ke atas. Di antaranya karena memilih untuk tidak bersekolah sejak masih kecil. Dua wilayah, yakni Kabupaten Banjar dan Barito Kuala merupakan wilayah yang paling banyak memiliki warga buta aksara.
“Mungkin dulu yang penting bisa bekerja dan tidak bersekolah. Tapi itu juga bagi masyarakat yang sudah berusia 45 tahun lebih. Di bawah itu sudah sangat rendah,”ujarnya. Untuk itu, tahun ini pihaknya merencanakan melaksanakan program percepatan penuntasan buta aksara melalui program Keaksaraan Fungsional terhadap 20.000 orang warga setiap tahunnya.
“Untuk tahun ini minimal 20.000 orang sudah bisa bebas buta aksara. Program ini akan terus dilanjutkan hingga semua masyarakat Kalsel bebas buta aksara pada tahun 2015,” ucapnya.
Menurutnya, program penuntasan buta aksara ini merupakan program prioritas pemerintah daerah, karena terkait bagian dari penilaian tingkat keberhasilan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Saat ini, IPM Kalsel berada pada posisi 26 dari 33 provinsi di Indonesia. “Sebenarnya untuk IPM bidang pendidikan Kalsel berada pada peringkat 19. Tapi secara keseluruhan dengan menghitung bidang ekonomi dan kesehatan, Kalsel berada pada posisi 26 di Indonesia,” ucapnya.
Program percepatan penuntasan buta aksara di Kalsel sendiri sudah dimulai sejak 2010 lalu. Sasarannya masyarakat yang sudah berusia 45 tahun ke atas. Hingga 2012 ini, sudah ada 63.500 warga yang menjadi sasaran program melalui kegiatan kelompok belajar tersebut. Kalsel sendiri menargetkan penuntasan buta aksara akan selesai hingga empat tahun ke depan.
“Masih ada sisa warga sebanyak 81.000 orang yang belum terjangkau program ini. Minimal empat tahun sudah selesai bila setiap tahunnya membebaskan 20.000 orang,” tambahnya. Kegiatan yang disiapkan diantaranya melalui program pendidikan non formal dalam bentuk bantuan operasional. Selain pendidikan nonformal, kegiatan lain yang juga didukung adalah pendidikan kursus dan keaksaraan, pengembangan pendidikan kecakapan hidup dan kegiatan lain yang berorientasi menekan jumlah buta aksara.
“Kegiatan yang dilaksanakan tersebut cukup efektif mengurangi dan menuntaskan jumlah warga penyandang buta aksara seperti yang direalisasikan pada 2008 lalu, sehingga ke depan kegiatannya lebih ditingkatkan,” ujarnya. (mrn/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Jamur Remuk, Pengangguran Bertambah
Redaktur : Tim Redaksi