jpnn.com, JAKARTA - Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia ternyata masih terbilang tinggi dari tahun ke tahun. Selain menghilangkan nyawa, kecelakaan tersebut tentu menimbulkan kerugian material.
Atas keprihatinan akan hal tersebut, lahirlah komunitas peduli lalu lintas yang mengupayakan berkendara cerdas.
BACA JUGA: Sentul Factory Danone SN Indonesia Berhasil Capai 6.000 Hari Tanpa Kecelakaan Kerja
Secara makro, Indonesia memiliki organisasi keselamatan berkendara, yakni Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yang di dalamnya terdapat para pakar transportasi, akademisi hingga praktisi.
Namun seiring perkembangan dinamika berkendara, khususnya lalu lintas darat, kini muncul wadah-wadah kecil yang berisi para praktisi ahli dalam berkendara aman (safety driving), khususnya defensive driving yang mengajarkan teknik mengemudi untuk menjauhi potensi kecelakaan.
BACA JUGA: Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Palembang-Kayuagung, 4 Orang Meninggal
Instruktur Defensive Driving Training (DDT) PT Davai Karya Pratama, Ade Muhammad Arbi, mengungkapkan bahwa teknik DDT sangat direkomendasikan kepada seluruh masyarakat yang aktif berkendara sebagai profesi maupun keseharian.
"Kami berfokus agar peserta selesai mengikuti pelatihan, dapat menjadi pengendara selalu mempunyai sikap mengemudi yang selalu waspada terhadap bahaya dan selalu memperagakan cara berkendara yang outputnya dapat memberikan keamanan dan keselamatan,” ungkap Ade Muhammad Arbi dalam keterangan, Kamis (29/8).
BACA JUGA: Lindungi Pengguna Motor, Castrol & 3 Perusahaan Ini Berikan Asuransi Kecelakaan Gratis
Komunitas berkendara aman Buckle-Up Indonesia juga memiliki perhatian yang sama atas tingginya angka kecelakaan berlalu lintas di Indonesia.
Pihak terkait membeberkan bahwa penyebab utama kecelakaan yakni akibat pengemudi yang baru bisa mengendarai motor atau mobil, namun belum paham cara berkendara.
"Baru sampai tahap bisa berkendara, tetapi belum paham berlalu lintas, sudah turun ke jalan raya yang super sibuk," beber founder Buckle-Up Indonesia, Agung Yuniharto.
Catatan tahunan pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) selama Januari-November 2023, angka kecelakaan lalu lintas masih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Mengutip data laman MTI, jumlah kecelakaan lalu lintas sepanjang 2023 meningkat 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Data tersebut kemudian ditambahkan oleh pihak kepolisian, berdasarkan rilis informasi pihak Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, bahwa total kerugian material yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas sepanjang 2023 mencapai Rp 258,18 miliar.
Meski begitu, pihak KNKT (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi) berdasarkan temuan investigasi mengeklaim bahwa walau telah terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas, namun angka kematian akibat kejadian tersebut menunjukkan tren menurun.
Wakil Ketua Umum Bidang Keselamatan Transportasi MTI, Rivan A. Purwantoro, menyatakan bahwa terdapat penanganan yang baik, sehingga menyebabkan kasus fatalitas turun hampir 6,5 persen. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi