"Jadi ketika ada ibu melahirkan, pertama ditangani di puskesmas atau hulu. Kemudian apabila di puskesmas tidak sanggup menangani, pasien harus secepatnya dibawa ke rumah sakit," terang Kepala Dinas Kesehatan dr Hendadi Setiaji MKes, Senin (10/12).
Hal itu dilakukan, lanjut Hendadi, agar nyawa pasien bisa tertolong. Sejauh ini, kematian ibu melahirkan karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang kondisi kritis yang dialami pasien. Karena itu, pihaknya berharap, dengan adanya seminar ini, peserta dapat memberikan sosialisasi kembali kepada pasien. Sehingga, angka kematian semakin menurun.
"Dari data nasional, 44 persen kematian ibu terjadi di rumah sakit sehingga kualitas pelayanan dan ketepatan waktu merujuk perlu ditingkatkan," ujarnya.
Ketua IBI Kabupaten Tegal Rusmiati SH SST menambahkan, selain minimnya pengetahuan masyarakat, angka kematian ibu melahirkan karena terlambat penanganan, keputusan dari pihak keluarga, dan terlambat merujuk ke rumah sakit. Karena itu, apabila ada pasien yang kritis, keluarga harus secepatnya memberikan keputusan sebelum terlambat. Sedangkan bagi pasien yang memiliki resiko tinggi seperti mengidap penyakit, juga secepatnya harus dirujuk ke rumah sakit.
"Utamanya bagi penderita hipertensi, diabetes, jantung, dan asma. Selain itu, apabila kandungan bayi mengalami kelainan atau sungsang, harus secepatnya di bawa ke rumah sakit. Jangan dibiarkan tanpa penanganan intensif karena itu bisa berakibat fatal," pungkasnya. (yer)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Amankan 3 Pucuk Senjata Api
Redaktur : Tim Redaksi