JPNN.com

Angka Kemiskinan Sumut 2024 Turun 10 Kali Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Kamis, 16 Januari 2025 – 06:42 WIB
Angka Kemiskinan Sumut 2024 Turun 10 Kali Dibandingkan Tahun Sebelumnya - JPNN.com
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Asim Saputra (kiri) dan Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni saat rilis BPS Sumut, Rabu (15/1). Foto: dok Pemprov Sumut

jpnn.com, JAKARTA - Angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada September 2024 turun lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Asim Saputra menyatakan penurunan kemiskinan pada periode sebelumnya rata-rata 10 sampai 11 ribuan orang saja, jadi penurunan kemiskinan di Sumut saat ini mencapai 10 kali lipat dari biasanya.

BACA JUGA: Memutus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan, BSI Maslahat Gandeng Ganesha Operation

Pada September 2020 jumlah penduduk miskin di Sumut sebanyak 1,357 juta jiwa, sementara pada September 2024 jumlahnya menurun hingga 1,111 juta jiwa.

Hal itu dikatakan Asim saat rilis resmi Statistik Bulan Januari Tahun 2025 dengan Tema Profil Keminkinan dan Tingkat Pengeluaran Penduduk di Gedung BPS Provinsi Sumut, Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/1).

BACA JUGA: Djarum Gelontorkan Rp 5 Miliar untuk Entaskan Kemiskinan di Kudus

Asim membeberkan pada Maret 2021 penduduk miskin di Sumut turun tipis menjadi 1,344 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut kembali menurun pada September 2021 mencapai 1,273 juta jiwa.

Kemudian, tercatat pada Maret 2022 penduduk miskin di Sumut juga mengalami penurunan menjadi 1,268 juta jiwa sementara itu pada September 2022 turun lagi menjadi 1,262 juta jiwa. Begitu juga pada Maret 2023, penduduk miskin di Sumut turun lagi menjadi 1,24 juta jiwa.

BACA JUGA: Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Berkontribusi Konkret Dalam Pengentasan Kemiskinan

“Pada Maret 2024 penduduk miskin di Sumut kembali menurun menjadi 1,228 juta jiwa dan pada September 2024 jumlah penduduk miskin di Sumut tercatat sebanyak 1,111 juta jiwa,” paparnya.

Menurut Asim, penurunan kemiskinan yang cukup besar di Sumut relatif merata, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Penurunan angka kemiskinan terjadi di seluruh wilayah Sumut.

Selain itu, pengendalian inflasi selama 2024 mencapait titik keberhasilan yang sangat besar, di mana inflasi pada September 2024 relatif terkendali hanya 1,4 persen (yoy). Inflasi, katanya, menjadi salah satu tolok ukur bagaimana menanggulangi tingkat kemiskinan.

BPS Sumut mencatat pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai titik cukup tinggi, yakni 5,20 persen pada triuwlan III 2024.

Pertumbuhan ekonomi di periode tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi di Pulau Sumatra. Begitupula dengan perkembangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Sumut, yang cukup baik.

Pertumbuhan pengeluaran konsumsi di Sumut tercatat tumbuh di atas nasional, 5,47 persen pada triwulan ke III (y-on-y).

“Ini menunjukkan kita bisa mematahkan pandangan ada penurunan daya beli khususnya di Sumut, kita mampu mendongkrak daya beli dengan pertumbuhan tersebut. Kalau dicermati beberapa provinsi di Indoneisa, penurunan jumlah penduduk miskin Sumut terbesar ketiga setelah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumut berada di urutan ketiga dalam hal menurunkan angka kemiskinan September 2024,” jelasnya.

Terdapat sejumlah komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan di Sumut pada September 2024.

Daerah perkotaan komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan yakni beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol sementara di desa dipengaruhi oleh beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni menyebut keberhasilan tersebut merupakan kerja sama seluruh perangkat yang ada di Sumut, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, pemerintah kota/kabupaten, Forkopimda, instansi vertikal, swasta, dan seluruh elemen masyarakat.

“Kita berhasil dan kita bisa mencapai capaian yang sangat baik karena kekompakan kita, kerja keras kita, dan keberhasilan kita dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan serentak yang sudah dicanangkan,” katanya.

Fatoni mengatakan gerakan serentak merupakan gerakan bersama yang mengajak seluruh elemen dan komponen untuk bersama-sama menangani dan juga ikut melaksanakan pembangunan di Sumut.

Seperti diketahui bahwa sejumlah gerakan telah dilaksanakan di Sumut seperti gerakan penanganan kemiskinan ekstrem serentak, gerakan penanganan inflasi serentak, gerakan pasar murah serentak, gerakan pangan murah serentak, gerakan pembangunan sanitasi serentak dan lainnya.

“Kita juga bersyukur pelaksanaan PON di Sumut berdampak positif dan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Sumut. PON membawa pertumbuhan ekonomi Sumut tumbuh cukup baik, inflasi terkendali dibawah rata-rata nasional,” ucap Fatoni.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler