jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menilai penurunan persentase jumlah penduduk miskin tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) data kemiskinan menunjukkan penurunan kembali dan menyentuh satu digit, mendekati level pra-pandemi.
BACA JUGA: BPS Rilis Data Terkini Penduduk Miskin, 2 Wilayah Ini Angkanya Parah
"Ini bukti penanganan pandemi yang semakin baik dan pemulihan ekonomi yang semakin kuat," ujar Febrio, Selasa (18/1).
Adapun persentase penduduk miskin per September 2021 mencapai 9,71 persen setelah menyentuh 10,19 persen pada September 2020 akibat pandemi covid-19.
BACA JUGA: Inggris Anggarkan Rp 2 Triliun untuk Menyumbang Negara Miskin
"Sebelumnya pada Maret 2021, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 10,14 persen atau sekitar 27,54 juta jiwa," ungkap Febrio.
Secara spasial, persentase penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan per September 2021 pun telah menunjukkan penurunan.
BACA JUGA: Angka Kemiskinan Lebih Cepat Turun di Pedesaan, Kok Bisa?
Tingkat kemiskinan di perkotaan per September 2021 sebesar 7,60 persen atau turun sebesar 7,89 persen dibanding Maret 2021.
Menurut Febrio, persentase penduduk miskin di perdesaan mengalami penurunan menjadi 12,53 persen, dari sebelumnya 13,10 persen pada Maret 2021.
“Pada 2022, Pemerintah memastikan program perlindungan sosial akan tetap kuat dan besarannya akan disesuaikan dengan kecepatan pemulihan ekonomi," tambah Febrio.
Febrio mengungkapkan pemulihan ekonomi yang makin kuat juga terlihat dari sisi ketenagakerjaan Indonesia, di mana terjadi penurunan pengangguran dan peningkatan penyerapan tenaga kerja.
Lebih lanjut, per Agustus 2021, tingkat pengangguran terbuka Indonesia turun menjadi 6,5 persen dari 7,1 persen pada Agustus 2020, atau setara dengan 0,67 juta orang.
Tingkat pengangguran akibat Covid-19 juga mengalami penurunan 29 persen dari 2,6 juta pada Agustus 2020 menjadi 1,8 juta orang pada Agustus 2021.
Pekerja yang dirumahkan akibat pandemi juga turun dari 1,8 juta pada Agustus 2020 menjadi 1,4 juta orang pada Agustus 2021.
Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan sekitar 2,6 juta orang dengan pertumbuhan angkatan kerja mencapai 1,4 persen pada Agustus 2021.
Dia memerinci sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja per Agustus 2021, yaitu manufaktur dengan 1,22 juta tenaga kerja, perdagangan sebesar 1,04 juta tenaga kerja, konstruksi sebesar 0,22 juta tenaga kerja, akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 0,64 juta tenaga kerja, dan pertambangan sebesar 0,9 juta pekerja.
Febrio berharap program penguatan pemulihan ekonomi mampu membuka lapangan kerja baru serta pekerja yang sempat terkena dampak PHK di masa pandemi.
"Kinerja sektor ketenagakerjaan ini juga didukung oleh penyaluran belanja pemerintah yang turut menciptakan lapangan kerja," ungkap Febrio.
Febrio menambahkan realisasi sementara program PEN tahun 2021 mencapai Rp 658,6 triliun atau 88,43 persen.
Di dalam PEN tersebut terdapat program yang didesain untuk membantu sektor ketenagakerjaan, seperti kartu prakerja, program prioritas padat karya, dan insentif PPN DTP untuk sektor properti yang juga padat karya.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu