"Kata sumpah itu diintroduksi tahun 1958. Dipakai kata sumpah itu lantaran untuk mensakralkan. Sebenarnya ga pernah ada. Isinya pun berbeda. Nah ini kebohongan sejarah yang perlu kita koreksi. Kata-kata sumpah itu sebenarnya ga ada. Yang ada itu mengaku," kata Rizal dalam sebuah diskusi bertema "Sumpah Pemuda di Tengah Sumpah Serapah", di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/10).
Dia mengingatkan bahwa yang terpenting dalam Sumpah Pemuda adalah peristiwa itu selalu merefleksikan bagaimana pemuda untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Akan tetapi, sampai saat ini hal itu tidak dilakukan dengan benar oleh generasi muda terutama pascareformasi.
"Aktor-aktor yang memainkan peranan itu anak-anak muda, tapi jarang dibahas soal regenerasi. Kalau direfleksikan kekinian, peran pemuda itu mengambil alih peran orang tua. Persoalannya generasi 98 itu durhaka. Dia mengkhianati cita-citanya sendiri," ujar JJ Rizal.
Menurut JJ Rizal, yang diserap oleh generasi 1998 adalah bagaimana mereka menumbangkan sistem otoriterisme dari penguasa kala itu. Tapi di sisi lain, setelah berhasil, mereka justru tidak siap soal demokrasi yang diperjuangkan.
"Contoh setelah Soeharto tumbang, maka anak muda ke Ciganjur dan memberikan kepada yang tua. Ini kan terlihat aneh. Generasi muda juga gak siap dengan bapakisme dan ibuisme. Mereka larut disitu. Akhirnya masuk dalam sistem oligarki partai. Karena kita sudah durhaka, maka kita jadi batu, gak bisa apa-apa," pungkasnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Anak Dibekuk, Ibu Menghilang
Redaktur : Tim Redaksi