Angkut Keluarga Santri, Pikap Terguling, Innalillahi...

Kamis, 08 Oktober 2015 – 11:47 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok

jpnn.com - SUMENEP - Sebuah pikap yang mengangkut keluarga santri terguling di Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Sumenep, Rabu (7/10). Pikap itu celaka saat pulang dari Pondok Pesantren (Ponpes) As Sadad. Dalam insiden tersebut, dua orang tewas dan 13 lainnya luka-luka.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura (JPNN Group), awalnya rombongan itu berangkat dari Desa Ambunten Tengah menuju Ponpes As Sadad yang berlokasi di Desa Ambunten Timur sekitar pukul 08.00. 

BACA JUGA: Pria Ini yang Dapat Hadiah Mobil Innova Karena Rajin Salat Berjamaah

Belasan orang yang menumpang pikap bak terbuka tersebut hendak mengantar seorang santri, yakni Atnaniyah.

Setelah Atnaniyah berada di ponpes, sekitar pukul 10.40 rombongan yang masih sekeluarga itu bermaksud pulang ke Dusun Jutengen Laok, Desa Ambunten Tengah. 

BACA JUGA: Berniat Melerai Bentrokan, Polisi Lalu Lintas Meninggal

Namun, baru sekitar lima menit perjalanan, pikap bernomor polisi (nopol) M 9255 VC tersebut tiba-tiba oleng ke kanan jalan, kemudian terguling.

Akibatnya, para penumpang yang berada di bak pikap langsung terlempar dan jatuh ke jalan. Mengetahui kejadian itu, warga sekitar berdatangan ke lokasi dan mengevakuasi sejumlah korban luka ke Puskesmas Ambunten. Korban luka parah dilarikan ke RSUD dr H Moh. Anwar, Sumenep.

BACA JUGA: Kisah Suami yang Makin Tokcer dan Jantan Setelah Menceraikan Dua Istrinya

Kanitlaka Polres Sumenep Ipda Taufik Hidayat membenarkan adanya pikap terguling yang mengangkut keluarga santri tersebut. Pihaknya masih menyelidiki kasus kecelakaan itu. 

Sopir pikap, Khosin, 42, warga Desa Ambunten Tengah, sudah diamankan polisi untuk dimintai keterangan. ''Ini kecelakaan tunggal,'' katanya.

Berdasar hasil penyelidikan sementara, ungkap dia, pikap terguling karena sopirnya kurang konsentrasi saat melintas di jalan yang menurun dan menikung. Akibatnya, pikap hitam itu miring ke kanan dan langsung terguling.

Polisi akhirnya menetapkan Khosin sebagai tersangka. Menurut Taufik, dia dinilai lalai karena menggunakan pikap untuk mengangkut penumpang. Padahal, kendaraan bak terbuka hanya boleh mengangkut barang dan dilarang mengangkut penumpang karena berbahaya. ''Larangan itu sudah kami sosialisasikan,'' ujarnya.

Dia menyatakan, rombongan keluarga santri itu terdiri atas 15 orang. Seluruhnya menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Perinciannya, 2 meninggal, 3 dirawat di puskesmas, 3 dirawat di rumah sakit, dan 7 hanya cedera ringan.

Tola Iya, 32, meninggal dunia saat dirawat di Puskesmas Ambunten. Sementara itu, Kipto, 60, mengembuskan napas terakhir ketika dalam perjalanan menuju RSUD. ''Korban meninggal mungkin mengalami benturan sangat keras,'' jelasnya. (han/hud/c10/dwi) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Edan! Tambang Pasir di Desanya Salim Kancil Marak Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler