Angkut Perompak, Pesawat TNI AL Tergelincir

Sabtu, 11 Juni 2016 – 05:31 WIB
TEKNIS: Petugas TNI-AL melakukan pengecekan pesawat yang diduga tergelincir di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, kemarin. FOTO: CECEP MULYANA/BATAM POS/JPG

jpnn.com - BATAM - Pesawat pengintai amfibi TNI Angkatan Laut jenis Casa 212 Aviocar bernomor U-621 tergelincir mengalami musibah di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Jumat (10/6). Burung besi tersebut mendarat tak sempurna alias tergelincir saat mendarat sekitar pukul 07.15. 

Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, sejumlah penerbangan sipil terganggu. Bahkan, otoritas bandara terpaksa menutup penerbangan hingga dua jam.

BACA JUGA: Minggu, Setnov ke Sinabung Bawa Bantuan Tujuh Truk

Berdasar informasi yang dihimpun, pesawat yang diawaki Pilot Mayor Laut (P) Tatang dan Kopilot Kapten Laut (P) Rony itu mendarat di runway 22 setelah terbang dari Bandara Raja Haji Fisabillah Tanjungpinang pukul 06.50. 

Pesawat tersebut berencana untuk mengisi bahan bakar serta menjemput empat tahanan TNI-AL, yakni perompak kapal berbendera Singapura, MT Hai Soon 12. 

BACA JUGA: SBY Nilai Jokowi Sudah Belajar Sulitnya Jadi Presiden

Para perompak tersebut sejatinya hendak dibawa ke Armatim untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. 

Mereka diduga bagian dari sembilan perompak yang diamankan dari perairan Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, pada 9 Mei.

BACA JUGA: Kemenpar Goda Publik Vietnam Lewat Sosmed dan Blogger

Kapal MT Hai Soon 12 sebelumnya berlayar dari Singapura menuju Dumai. Tetapi, saat melintasi wilayah Selat Karimata, mereka kehilangan komunikasi. 

Pusat Kendali Operasi TNI-AL kemudian melacak data yang diperoleh dari Automatic Identification System (AIS). Berdasar hasil pelacakan, kapal terdeteksi di wilayah perairan Tanjung Puting. Perompak sempat mengganti nama kapal dari MT Hai Soon 12 menjadi KM AISO.

Rencananya, saat itu para perompak akan memindahkan 200 kiloliter minyak muatan dari MT Hai Soon 12 ke kapal Malaysia MT Marine Gas Oil. Tapi, pihak TNI-AL mengklaim pesawat tersebut hanya melaksanakan misi pengisian bahan bakar dan patroli rutin. 

''Biasa, patroli saja,'' ujar Danwing Tanjungpinang II Letkol Ludi M.

Menurut Ludi, saat ini pihaknya masih memeriksa penyebab kecelakaan. Namun, secara kasatmata, penyebab kecelakaan bukanlah human error, melainkan masalah teknis. 

''Teknis saja. Saat ini masih kami dalami terlebih dahulu,'' ujar Ludi. 

Pesawat itu awalnya mendarat sekitar 300 meter di runway 22. Tapi, pesawat langsung menyerong ke kiri, kemudian masuk ke rerumputan dan tergelincir hingga 500 meter. Pesawat baru berhenti setelah roda depannya masuk ke parit. (spt/JPG/c5/diq) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendapat Anggota KPU Ini Cocok dengan Keluhan Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler