JAKARTA - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Bambang S Ervan mengaku geram ada pejabat yang bertindak arogan terhadap pramugari. Apalagi hal itu dilakukan karena tidak terima ditegur untuk mematikan HP.
"Ini bukan sekadar kasus kekerasan fisik, tapi juga menyangkut masalah keselamatan penerbangan. Jangan hanya karena satu orang itu, ratusan penumpang jadi korban," kata Bambang di Jakarta, Jumat (7/6).
Larangan penggunaan telepon genggam sudah jelas diatur dalam UU Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Bambang menilai pramugari Sriwijaya Air, Febri sudah dalam jalur yang benar dengan menegur Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi yang masih asik bermain HP saat pesawat mulai bergerak.
"Ini memang masalah mental, psikologis, beberapa orang tidak bisa lepas dari HP. Sering kita lihat baru landing (turun) langsung nyalain HP," tandasnya.
Menurut Bambang, teguran untuk memenuhi aturan yang berlaku masih dianggap tabu dan memalukan oleh sebagian orang Indonesia. Kejadian yang kerap ditemukan, saat melewati metal detector lantas berbunyi, maka orang tersebut enggan untuk diteliti bahkan cenderung menampakkan muka tidak senang.
"Padahal itu kan tugas mereka. Kalau di luar negeri orang malah buru-buru buka sabuk, sepatu atau apapun yang sekiranya menimbulkan bunyi itu," ketusnya. (ken/wir)
"Ini bukan sekadar kasus kekerasan fisik, tapi juga menyangkut masalah keselamatan penerbangan. Jangan hanya karena satu orang itu, ratusan penumpang jadi korban," kata Bambang di Jakarta, Jumat (7/6).
Larangan penggunaan telepon genggam sudah jelas diatur dalam UU Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Bambang menilai pramugari Sriwijaya Air, Febri sudah dalam jalur yang benar dengan menegur Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi yang masih asik bermain HP saat pesawat mulai bergerak.
"Ini memang masalah mental, psikologis, beberapa orang tidak bisa lepas dari HP. Sering kita lihat baru landing (turun) langsung nyalain HP," tandasnya.
Menurut Bambang, teguran untuk memenuhi aturan yang berlaku masih dianggap tabu dan memalukan oleh sebagian orang Indonesia. Kejadian yang kerap ditemukan, saat melewati metal detector lantas berbunyi, maka orang tersebut enggan untuk diteliti bahkan cenderung menampakkan muka tidak senang.
"Padahal itu kan tugas mereka. Kalau di luar negeri orang malah buru-buru buka sabuk, sepatu atau apapun yang sekiranya menimbulkan bunyi itu," ketusnya. (ken/wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Pemukulan Pramugari Sepele, Wagub Babel Minta Maaf
Redaktur : Tim Redaksi