LUWUK - Mabes Polri memberikan penegasan bahwa jabatan Kapolres Banggai, pasca peristiwa berdarah di jembatan Kintom, Sulawesi Tengah akan dijabat pelaksana tugas. Pelaksana tugas itu akan ditentukan, setelah Kapolda Sulteng Brigdjen (Pol) Dewa Persana, mengusulkan nama Plt Kapolres pada Kapolri Banggai.
Penegasan itu disampaikan Kepala Harkam Mabes Polri Komjen Oegroseno dihadapan ribuan warga Kecamatan Kintom yang sejak pagi menunggu kedatangannya bersama Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Persana. “Jabatan Kapolres akan dijabat pelaksana tugas, “ tandas Oegroseno saat dialog bersama warga di depan jembatan Kintom.
Mantan Kapolda Sulteng ini menegaskan, apa yang dirasakan oleh masyarakat Kintom juga dirasakannya. Sehingga, setiap saat perkembangan di daerah ini selalu dipantaunya. “Saya tidak bisa tidur dengan kejadian disini, saya turut merasakannya. Begitu saya menerima laporan, saya langsung melapor pada Kapolri dan diperintahkan untuk segera ke Luwuk. Saya langsung ajak Kapolda,” jelasnya.
Saat ditanya keputusan itu sangat cepat, ia kembali menegaskan, polri tidak akan mentolelir setiap langkah yang mencederai prinsip Polri sebagai pengayom masyarakat. “Intinya adalah pengendalian diri, tidak ada yang salah. Hal ini sudah pernah dilakukan terhadap mantan Kapolda Sumatera Barat,” tandasnya.
Ia mengatakan, sambil menunggu penetapan pelaksana tugas Kapolres Banggai. Yossy akan ditempatkan di Polda Sulteng. “Sementara ini dia akan ditempatkan di Polda Sulteng, sambil menunggu pelaksana tugas kapolres. Kan ada Wakapolres yang bisa menanganinya,” jelasnya.
Terpisah, Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Persana mengatakan, sejak Senin (4/2) AKBP Yossy Kusomo tidak akan menanda tangani setiap proses administrasi di lingkungan Polres Banggai.“Beri kami kesempatan, saya masih selesaikan dulu masalah di sini. Sejak senin beliau tidak lagi menanda tangani proses administrasi di Polres Banggai,” jelas Dewa pada sejumlah wartawan usai membuka blokade jalan di jembatan Kintom, Minggu (3/2).
Seperti diketahui, Yossy dicopot jabatannya karena diduga melakukan penganiayaan terhadap warga. Pengaaniayaan itu pun berbuntut kemarahan warga. Jembatan diblokir hingga menyebabkan jatuhnya korban. Selain ada yang tertembak dan luka-luka, salah seorang anggota kepolisian juga dilarikan ke rumah sakit karena diamuk massa. (bd/awa/jpnn)
Penegasan itu disampaikan Kepala Harkam Mabes Polri Komjen Oegroseno dihadapan ribuan warga Kecamatan Kintom yang sejak pagi menunggu kedatangannya bersama Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Persana. “Jabatan Kapolres akan dijabat pelaksana tugas, “ tandas Oegroseno saat dialog bersama warga di depan jembatan Kintom.
Mantan Kapolda Sulteng ini menegaskan, apa yang dirasakan oleh masyarakat Kintom juga dirasakannya. Sehingga, setiap saat perkembangan di daerah ini selalu dipantaunya. “Saya tidak bisa tidur dengan kejadian disini, saya turut merasakannya. Begitu saya menerima laporan, saya langsung melapor pada Kapolri dan diperintahkan untuk segera ke Luwuk. Saya langsung ajak Kapolda,” jelasnya.
Saat ditanya keputusan itu sangat cepat, ia kembali menegaskan, polri tidak akan mentolelir setiap langkah yang mencederai prinsip Polri sebagai pengayom masyarakat. “Intinya adalah pengendalian diri, tidak ada yang salah. Hal ini sudah pernah dilakukan terhadap mantan Kapolda Sumatera Barat,” tandasnya.
Ia mengatakan, sambil menunggu penetapan pelaksana tugas Kapolres Banggai. Yossy akan ditempatkan di Polda Sulteng. “Sementara ini dia akan ditempatkan di Polda Sulteng, sambil menunggu pelaksana tugas kapolres. Kan ada Wakapolres yang bisa menanganinya,” jelasnya.
Terpisah, Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Persana mengatakan, sejak Senin (4/2) AKBP Yossy Kusomo tidak akan menanda tangani setiap proses administrasi di lingkungan Polres Banggai.“Beri kami kesempatan, saya masih selesaikan dulu masalah di sini. Sejak senin beliau tidak lagi menanda tangani proses administrasi di Polres Banggai,” jelas Dewa pada sejumlah wartawan usai membuka blokade jalan di jembatan Kintom, Minggu (3/2).
Seperti diketahui, Yossy dicopot jabatannya karena diduga melakukan penganiayaan terhadap warga. Pengaaniayaan itu pun berbuntut kemarahan warga. Jembatan diblokir hingga menyebabkan jatuhnya korban. Selain ada yang tertembak dan luka-luka, salah seorang anggota kepolisian juga dilarikan ke rumah sakit karena diamuk massa. (bd/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Rumah Rakyat Dilanjutkan
Redaktur : Tim Redaksi