jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang Asrinaldi menyebut Anies Baswedan lebih berpotensi menang jika dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ketimbang Ahmad Heryawan alias Aher.
Menurut Asrinaldi, sosok calon wakil presiden (cawapres) seharusnya bisa melengkapi suara calon presiden atau capres.
BACA JUGA: Jokowi, Terimalah Realitas Politik, NasDem Sudah Menunjukkan Kemajuan Dukung Anies
Atas dasar itu, Partai NasDem selaku pengusung Anies Baswedan harus cermat dalam memilih cawapres untuk mendampingi eks gubernur DKI Jakarta itu di Pilpres 2024.
"Partai pengusung harus tahu siapa pemilih masing-masing capres dan cawapres," kata Asrinaldi kepada JPNN.com, Senin (14/11).
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Medan Ditegur Gegara Berfoto Bareng Anies, Arief Poyuono Bereaksi
Penulis buku 'Kekuatan-kekuatan Politik di Indonesia' itu menilai pemilih Aher berasal dari kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan ormas Islam.
Hal itu menurutnya tidak jauh berbeda dengan kelompok pemilih Anies Baswedan.
BACA JUGA: Deklarasi Koalisi Perubahan Batal, Konon NasDem, Demokrat, dan PKS Sulit Disatukan
"Kalau ini dipaksakan, saya pikir akan ada irisan yang jelas antara keduanya, pemilihnya tidak jauh berbeda. Pertanyaannya apakah dengan pemilih yang sama ini menguntungkan atau merugikan," lanjut dia.
Guru Besar Ilmu Politik Unand Padang itu menyebut Anies seharusnya memilih sosok AHY sebagai cawapresnya (Anies - AHY).
"AHY figurnya lebih moderat, lebih muda, lebih bisa masuk pada segmen generasi muda. Itu perlu didapatkan apalagi potensi pemilihnya cukup banyak di generasi muda," jelas Asrinaldi.
Dia juga menyebutkan jika Anies memaksakan sosok Aher yang disodorkan PKS menjadi cawapresnya, hal itu tentu akan membuat partai pengusungnya rugi.
"Mereka tentu berharap pasangan ini bisa bersaing dengan pasangan lain nantinya. Ini perlu dipertimbangkan," ujar Asrinaldi.(mcr8/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra