jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Abraham Lulung Lunggana atau yang akrab dipanggil Haji Lulung, menyampaikan peringatan kepada Ferdinand Hutahaean.
Haji Lulung mengingatkan agar mantan politikus Partai Demokrat itu agar berhati-hati dalam berkomentar termasuk kritikan, dengan tidak mencaci maki dan harus memiliki dasar.
BACA JUGA: Bukan Hanya Pengadaan Tanah di Munjul yang Diusut KPK, di Jakarta Juga, Siap-Siap Saja
"Kalau mau komentar, sebaiknya belajar dulu atau paling tidak cari informasi dulu yang benar. Malu bicara, tidak pernah substansi dan benar, nanti Anda cuma ditertawai orang dan jangan tendensius," kata Haji Lulung di Jakarta, Jumat (13/8).
Dia mengatakan hal itu menyikapi kritikan Ferdinand pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait hasil audit Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK yang menemukan kelebihan bayar pada beberapa pos keuangan Pemprov DKI Jakarta 2020.
BACA JUGA: Masinton PDIP Kritik Kinerja Luhut Panjaitan, Ferdinand Bereaksi
Ferdinand bahkan menuding Anies sebagai "gubernur edan" karena tetap membayar gaji PNS DKI yang sudah wafat, pensiun dan yang sedang dalam masa hukuman.
Haji Lulung yang saat ini anggota Komisi VII DPR itu mengatakan, kritik dalam negara demokrasi hal wajar dan perlu.
BACA JUGA: Dokter Boyke: Pria Boleh Lakukan Ini Agar Wanita Terpuaskan, Asalkan...
Namun, jangan sampai tendensius hanya berdasarkan rasa kebencian, menyimpang dari substansi, serta keluar dari koridor kepantasan.
Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menilai, tanggapan Ferdinand soal temuan audit LHP BPK menunjukkan Ferdinand tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang tata kelola atau tugas BPK, yang meliputi pengawasan dan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pemerintahan.
Sebab, kata Lulung, Pemprov DKI Jakarta telah menindaklanjuti semua temuan BPK sesuai rekomendasi BPK, serta tidak ada kerugian negara terkait temuan tersebut.
Haji Lulung menganggap Ferdinand naif dan serangannya ke Anies jelas dipaksakan serta tidak berdasar dan dia menilai Ferdinand terlalu bernafsu menyerang Anies.
Padahal, kata Lulung, Pemprov DKI Jakarta era Anies yang selalu berhasil meraih predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK adalah fakta yang tak bisa dibantah siapa pun.
Haji Lulung menyebut pencapaian predikat opini WTP era Anies ini merupakan keempat kalinya secara berturut-turut, berdasarkan laporan sejak tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020.
Artinya, dari tahun ke tahun sejak Anies jadi Gubernur DKI maka hasil audit akhir BPK, wajar tanpa pengecualian.
"Ferdinand banyak belajarlah biar pinter dikit. Kalau perlu belajar dengan teman-teman di DPRD DKI, supaya tidak lagi ditertawai generasi milenial," ucapnya berseloroh.
Sebelumnya Ferdinand Hutahaean melontarkan pernyataan bagi Anies Baswedan dengan menyebutnya sebagai "gubernur edan" akibat temuan BPK soal kelebihan bayar beberapa pos belanja, termasuk gaji pegawai.
"Mayat pun digaji sama dia! Gubernur edan!" cuit Ferdinand dalam akunnya di Twitter Ferdinandhaean3, Jumat (6/8) lalu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo