Anies Baswedan: Harus Berani, Tidak Populer, Tidak Apa-apa!

Kamis, 19 Maret 2020 – 06:59 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ilustrasi Foto: Humas Kemendagri

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan sejumlah kebijakan yang cukup agresif dalam upaya menangkal penyebaran virus corona jenis baru, COVID-19.

Salah satunya menerapkan pembatasan transportasi massal secara ekstrem pada Senin (16/3). Anies panen kecaman lantaran terjadi penumpukan calon penumpang TransJakarta dan MRT Jakarta.

BACA JUGA: Pemerintah Berencana Pakai Jasa Ojek Online, Gojek dan Grab Siap-siap ya

Menanggapi hal itu, Anies mengatakan, yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan efek kejut terhadap masyarakat Ibu Kota dalam menghadapi COVID-19.

"Tujuannya mengirimkan pesan kejut kepada seluruh penduduk Jakarta bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrem. Jadi ketika orang antre panjang, baru sadar, oh iya COVID-19 itu bukan fenomena di WA yang jauh sana. Ini ada di depan mata," kata Anies dalam unggahan video pertemuan pertama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di DKI Jakarta yang diterima ANTARA, di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Peta Sebaran Virus Corona, Honorer K2, Peringatan Keras Ganjar

Anies mengatakan efek kejut itu dapat membuat warga menghindari tempat keramaian di kemudian hari.

Hal itu cukup efektif mengingat pada Selasa (17/3), setelah pembatasan ekstrem transportasi umum dicabut masyarakat menjadi patuh dalam mengantre dan menaati pembatasan jarak di transportasi umum sehingga tidak berdesakan.

BACA JUGA: Adian Napitupulu Ingin Keliling Dunia Berdua, Menyetir Mobil

"Kalau kita tidak memberikan pesan efek kejut, ini penduduk di kota ini masih tenang-tenang saja. Yang tidak tenang itu, siapa yang menyadari ini? Petugas medis. Petugas medis itu yang di depan sana, yang melihat satu per satu jatuh. Tapi kalau secara umum, kita tidak merasakan itu," kata Anies.


Dalam unggahan video Rapat Perdana Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 DKI di akun youtube Pemprov DKI Jakarta itu Anies juga mengungkapkan agar anggota harus memiliki sense of crisis.

"Tidak boleh bapak ibu ini merasa thinks normal (berpikir biasanya). Ini seperti gugus tugas penanggulangan banjir, gugus tugas penanggulangan kebakaran. Tidak! Ini kita ketemu situasi yang ekstrem, bapak ibu. Jadi betul-betul tindakannya cepat, berani. Harus berani! Tidak populer, tidak apa-apa. Karena yang nomor satu adalah soal keselamatan. Saya kalau ditanya apa tiga prioritas utama. Saya katakan nomor satu keselamatan," kata Anies. (antara/jpnn)

VIDEO: Peluang Bu Risma, Anies Baswedan hingga Ganjar Pranowo di Pilpres 2024


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler