jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi satu-sautnya gubernur yang tidak hanya datang berkunjung sebanyak dua kali di Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Namun, Anies Baswedan menjadi satu-satunya gubernur yang mau menginap di pulau terdepan Provinsi DKI Jakarta itu.
BACA JUGA: Covid-19 di Negara Lain Membludak, Begini Peringatan dari Anies Baswedan
Anies menginap di pulau yang pernah dijuluki Nochtwachter atau "Sang Penjaga Utara" dan kini dinamakan Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, Jumat (30/4) malam.
"Kami bermalam di sini, silaturahmi dengan warga kemudian akan ngobrol dan diskusi dengan warga. Baru nanti insyaallah besok kembali ke Jakarta," kata Anies.
BACA JUGA: Atas Perintah Anies, Pemkab Kepulauan Seribu Bangun Jalur Sepeda Lingkar Pulau Pramuka
Tak hanya menginap, Anies juga salat isya tarawih berjemaah dengan warga Pulau Sabira di Masjid Jami' Nurul Bahri, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu.
Jemaah salat di masjid pada malam 18 Ramadhan itu pun membeludak, tak hanya karena jarak saf yang sengaja direnggangkan oleh penanda dari lakban kuning, tetapi karena saat itu pemimpin DKI Jakarta ikut melaksanakan salat berjemaah bersama warganya.
BACA JUGA: Anak Buah Anies Baswedan Terseret Kasus Mafia Karantina, Kok Bisa?
Tampak sebagian jemaah menggelar sajadah di atas teras masjid agar menjaga jarak.
Anies mengatakan kesempatan ini adalah kesempatannya untuk berkunjung secara komplet di Pulau Sabira. Dia menepati janjinya untuk menginap satu malam guna berdiskusi dengan warga setempat.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menginap di rumah Ketua RW 03 Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Ali Kurniawan.
"Saya datang ke sini pada April 2019, lebih tepatnya dua tahun yang lalu. Kira-kira 20 tahun, kosong, tidak pernah dan tidak ada gubernur yang datang seperti ini," ujar Anies.
Sejak tiba di dermaga Pulau Sabira pukul 14.45 WIB, Anies telah disambut meriah oleh warga.
Tak hanya sekali, warga setempat meminta berfoto dengan Gubernur DKI Jakarta itu.
Dia mengatakan Pulau Sabira secara hitungan kilometer lebih dekat ke daratan Sumatera daripada Pulau Jawa.
Namun, kata Anies menegaskan, Pulau Sabira tetap bagian dari Provinsi DKI Jakarta.
"Hitungan kilometer bisa saja jauh dari Monas, tetapi perasaan, hati, dan ikatan kebersamaan kami amat kuat dan amat dekat,” kata Anies.
Dia menilai warga Pulau Sabira itu luar biasa tangguh.
Meski awalnya hanya sebuah perkampungan nelayan di tanah tak berpenghuni yang berjarak 120 kilometer dari daratan ibu kota pada tahun 1975, tetapi sejak itu peradaban di Pulau Sabira terus tumbuh dengan kemandirian.
Mereka mengelola kebutuhannya dan menangani permasalahannya sendiri sampai mereka bisa hidup secara mandiri.
Jadi, pemerintah menyaksikan tumbuhnya satu masyarakat yang segalanya bisa diselesaikan oleh mereka sendiri.
"Itu luar biasa bukan? Coba bayangkan, bagian dari ibu kota, ada pulau yang tumbuh dengan mandiri dan itu menariknya di pulau ini. Menurut saya, orang-orang di sini itu tangguh," kata Anies.
Dia mengatakan kemandirian warga Pulau Sabira membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merasa perlu menyediakan fasilitas dasar yang berasal dari pemerintah untuk mereka. Kebutuhan dasar yang perlu diwujudkan itu antara lain alat transportasi dan listrik.
Anies mengatakan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan menyediakan alat transportasi berupa kapal penumpang untuk membantu mobilitas warga Pulau Sabira.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) membangun lagi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Sebira.
PLTS itu berkapasitas daya sebesar 400 kilowatt peak (KWp) dan diproyeksi dapat menghasilkan energi sebesar 1.200 kilowatt jam (kWh) per hari.
"Alhamdulillah dengan PLTS ini, penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel bisa dikurangi 50 persen sehingga lebih efisien,” kata Anies Baswedan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy