jpnn.com - KUPANG - Kandidat presiden yang didukung Koalisi Perubahan Anies Baswedan dinilai sangat membutuhkan satu hal yang sangat penting dilakukan jika ingin mendapat dukungan dari mayoritas masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona, hal yang dimaksud yaitu kerja keras.
BACA JUGA: Usut Kasus Korupsi Pengadaan Tanah, KPK Periksa Anggota DPRD hingga Dirut Sarana Jaya
"Koalisi perubahan butuh kerja sangat keras di NTT agar Anies Baswedan bisa diterima dan dipilih publik di NTT."
"Karena isu politik identitas yang masih mengakar di persepsi publik," ujar Mikhael ketika dihubungi di Kupang, Selasa (14/3).
BACA JUGA: Hadir di Apel Siaga Pemenangan, Wasekjen PKS Berpesan Begini
Mikhael menilai isu politik identitas yang dilabelkan pada figur Anies Baswedan menjadi batu sandungan bagi Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Hal tersebut tentu saja hajrujs dibersihkan terlebih dahujluj jdari persepsi publik di NTT.
BACA JUGA: Syahganda Minta Anies Melakukan Hal ini Jika Dipercaya Memimpin Indonesia
Dia juga mengatakan memori masyarakat NTT masih cukup kuat tentang bagaimana isu politik identitas dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Memori masyarakat juga masih kuat mengingat adanya rivalitas laten yang melibatkan partai-partai nasionalis versus partai-partai kanan yang menjual isu identitas.
Menurut Bataona, NTT secara natural lebih dekat dengan partai-partai nasionalis karena memang postur dan konfigurasi masyarakat NTT adalah multikultur.
"Inilah alasan masyarakat tidak suka pada isu politik identitas dan praktik politik identitas dalam model apa pun," katanya.
Secara kultural dan psikologis, kata dia, sulit bagi mayoritas masyarakat NTT untuk mendukung Anies Baswedan.
Karena itu tingkat kesukaan dan penerimaan masyarakat NTT pada Koalisi Perubahan lebih rendah dibandingkan penerimaan masyarakat terhadap koalisi KIB, KIR dan PDIP.
Pemilih di NTT secara kultural dan psikologis berbeda karakternya dengan pemilih di daerah lain seperti Jakarta, Banten, atau Jawa Barat.
Perbedaan karakter secara kultural ini yang akan membuat jualan capres Koalisi Perubahan tidak mudah diterima di NTT.
Karena itu, Koalisi Perubahan harus bekerja keras dan mencari format-format isu kampanye yang rasional dan masuk akal sebagai antitesis dari pelabelan isu politik identitas pada Anies Baswedan.
Bataona mengatakan, meskipun demikian, pilpres akan berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg).
Meski bersamaan, tetapi figur-figur yang diusung partai-partai Koalisi Perubahan akan tetap dipilih masyarakat.
"Karena masyarakat akan melihat rekam jejak juga, kedekatan figur-figur tersebut dengan masyarakat, sehingga efek dukungan figur presiden tidak 100 persen men-downgrade posisi partai Koalisi Perubahan terutama Nasdem dn Demokrat di NTT," kata Mikahel. (Antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei IPO: Publik Inginkan Anies Dibandingkan Ganjar Hari Ini
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang