jpnn.com - Capres RI nomor urut 01 Anies Baswedan diyakini bakal menggeser posisi Indonesia dari sebagai "penonton" menjadi lebih berperan sebagai penentu politik global yang didasarkan pada nilai-nilai perdamaian, kesetaraan, demokrasi, dan nilai-nilai universal lainnya.
Hal itu disampaikan dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional (Unas) Jakarta Robi Nurhadi setelah melihat Debat Capres pada Minggu malam (7/1) yang membahas tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
BACA JUGA: Pakar Komunikasi Nilai Anies Konsisten pada Perubahan, Tidak Mencla-mencle
“Proposal perubahan posisi politik tersebut akan menarik pemilih Indonesia yang sudah lama merindukan peran Indonesia yang hebat era Soekarno dengan Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955-nya, Djuanda dengan Deklarasi Hukum Laut-nya, dan Adam Malik dengan ASEAN-nya,” ujar Robi, Senin (8/1).
Dia menyebut dalam bahasa seorang globalis, Immanuel Wallerstein, langkah Anies bakal menggeser Indonesia dari posisi semi periphery menjadi core state (negara pengendali).
BACA JUGA: Prabowo Mengajak Bahas Data di Luar Forum Debat, Anies: Harus Depan Rakyat
"Artinya, Indonesia akan naik kelas. Perhatian Dunia Selatan kepada Indonesia bukan sekadar ingin bekerja sama, melainkan juga akan mendorong Indonesia menjadi pemimpin polar,” tutur Robi.
Menurut Robu, Anies memperkenalkan soft power, kepanglimaan dalam multitrack diplomacy, dan memperkuat presensi internasional.
BACA JUGA: Ganjar Bakal Gelar Give Away Jaket yang Seperti Dipakainya dalam Debat Capres
Dia menjelaskan bahwa soft power merupakan kekuatan-kekuatan yang berbasis pada kepemimpinan gagasan di ruang publik dan kehadiran "label" suatu negara di berbagai belahan dunia.
"Bisa berbentuk kuliner (nasi padang, warteg dan lain-lain), seni-budaya (lagu dan penyanyinya seperti Putri Aryani, film, lifestyle, dan lain-lain), olahraga, dan kontribusi para diaspora Indonesia di berbagai negara,” ujar Robi.(*/jpnn.com)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam