jpnn.com - JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak ambil pusing dengan hasil riset sejumlah lembaga survei yang menempatkannya pada posisi terakhir dalam Pilkada Jakarta.
Anies mengatakan dalam pencalonannya sebagai Gubernur Jakarta, ia hanya merujuk pada survei internal.
BACA JUGA: Survei Dulu, Baru Siap Maju Pilgub
"Kita pun punya internal survei yang menggunakan sampel yang sangat besar, sehingga kita tahu sampai wilayah-wilayah kecil mana saja yang harus jadi perhatian kita, kita akan fokus di situ " katanya.
Namun Anies enggan membeberkan hasil survei internalnya tersebut. Ia mengatakan hasil survei internal hanya untuk acuan tim pemenangan dalam menjalankan strategi kampanye. Hanya saja menurut Anies dari survei internal menunjukkan kampanye yang dilakukan selama ini menghasilkan tren positif.
BACA JUGA: Anies Sebut Penggusuran Tak Menyelesaikan Masalah
"Kita melihatnya dalam survei itu ada tren, kita lihat angka tren dan kita merasa nyaman," katanya.
Ia pun mengaku tidak risau dengan hasil-hasil survei tersebut. Anies mengatakan pernah bekerja sebagai peneliti pada lembaga riset sehingga mengetahui bagaimana cara membacanya. Dalam hasil survei sejumlah lembaga, menurut Anies, sampel yang digunakan sedikit dan angka Margin of Error-nya tinggi.
BACA JUGA: WOW! Bang Sandi Sudah Keluar Rp 34 Miliar untuk Kampanye
"Sampelnya berapa sih? Kira-kira margin error-nya berapa? Semua yang ngerti survei pasti tahu bahwa margin error-nya besar sekali, artinya kalau selisihnya masih dalam margin of error, sama sebetulnya," pungkas Anies.
Sebelumnya hasil riset terakhir lingkaran Survei Indonesia 14 Desember lalu menempatkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga uno di posisi ketiga dengan 23,6 persen.
Posisi teratas ditempati pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) - Sylviana Murni dengan 33,6 persen, dan posisi kedua Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) - Djarot Saiful Hidayat dengan27,1 persen.
Pada siang tadi LSI kembali merilis hasil risetnya berdasarkan data per 8 Desember 2016 jika Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran.
Peneliti LSI, Adrian Sopa mengatakan dari hasil survei yang dilakukan, kemungkinan ketiga pasangan calon gubernur DKI Jakarta tidak akan memperoleh jumlah suara mencapai 50+1 persen.
Hal tersebut membuat pemilihan gubernur DKI Jakarta akan berlangsung sebanyak dua putaran.
"Melihat hasil survei tentang pasangan calon, tidak ada satupun yang menang dalam satu putaran saja, dan kemungkinan pilgub DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran," Ungkap Adrian Sopa di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (20/12). (prs/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ormas Pimpinan Idrus Marham Tetap Netral di Pilkada 2017
Redaktur : Tim Redaksi