Anies: Jangan kalau Sudah Terjadi Kecelakaan, baru Ramai

Jumat, 29 Mei 2015 – 11:17 WIB
Dump truk tua untuk mengangkut pelajar terguling di areal kebun sawit. 17 orang pelajar tewas tertimpa truk. Foto: Gideon/New Tapanuli/JPNN

jpnn.com - JAKARTA -  Kasus kecelakaan truk yang menewaskan 17 siswa di dalamnya di Tapanuli Tengah, Sumut, mendapat tanggapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.

Menurut Anies selama ini masih ada kecenderungan meremehkan keselamatan siswa menuju sekolah.
 
Anies mengatakan kecelakaan seperti yang dialami 17 siswa di Tapanuli Tengah itu bisa juga terjadi pada bidang pekerjaan apapun. "Bisa terjadi dalam bekerja atau belajar. Dalam menuju lokasi bekerja atau lokasi belajar," katanya di Jakarta kemarin.
 
Menurut Anies, kita sering menyesali ketika kecelakaan yang mengorbankan siswa sudah terjadi. "Padahal kasus seperti ini bisa diantisipasi," katanya.

BACA JUGA: Pak Dosen dan Bu Dosen, Ternyata Ini yang Bikin Tunjangan Sertifikasi Rp 4,5 T Macet!

Misalnya kasus kecelakaan itu yang di sebabkan bas lepas, bisa diantisipasi dengan pengecekan rutin kondisi atau kelayakan kendaraan. Apalagi kendaraan ini dipakai untuk mobilisasi siswa menuju sekolah sehari-hari.
 
Dia berharap mulai sekarang urusan safety siswa menuju dan pulang dari sekolah tidak bisa dibebankan kepada sekolah atau orangtua siswa saja. Mantan rektor Universitas Paramadina Jakarta itu mengatakan, seluruh orang dewasa harus mulai menunjukkan perhatian terhadap perjalanan siswa menuju sekolah.
 
"Mari kita anggap mereka itu adalah adik-adik kita sendiri. Bukan anak bapak ini atau bapak itu," jelasnya. Dia mencontohkan banyak anak-anak yang bermain di pinggir jalan perkotaan. Padahal berbahaya bagi keselamatan mereka.

Anies berharap orang dewasa siapapun yang mengetahuinya harus mengingatkan tentang keselamatan bermain di pinggir jalan. "Jangan kalau sudah terjadi kecelakaan, baru ramai."
 
Urusan keamanan keselamatan siswa menuju dan pulang dari sekolah, sudah digalakkan Kemendikbud sejak beberapa bulan lalu. Tepatnya ketika terjadi insiden jebatan putus di Banten. Akibat insiden ini, siswa yang melintas di jembatan tercebur ke sungai.
 
Sayangnya program Kemendikbud membuka laporan akses siswa ke sekolah tidak mendapatkan respon dari masyarakat. Hingga saat ini, tidak ada satupun laporan dari masyarakat tentang adanya akses siswa ke sekolah yang berbahaya. Padahal sejatinya banyak sekali di daerah-daerah, akses ke sekolah yang ekstrim.
 
Anies menegaskan Kemendikbud tidak memiliki personel yang cukup untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu dia berharap masyarakat siapapun yang mengetahui akses berbahaya siswa menuju sekolah untuk melapor. Kemudian Kemendikbud bisa menekan instansi terkait untuk segera memperbaiki akses tersebut. (wan)

BACA JUGA: Menristek Dikti: Gunakan Ijazah Palsu, Aparatur Bisa Kena Pidana

 

BACA JUGA: Pejabat Dituding Rusak Wibawa Akademik

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat! Pesan Mendikbud Anak Jangan Diantar Tukang Ojek, Sebab...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler