jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan menyoroti deklarasi pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Anies-Muhaimin) di Surabaya, Sabtu (2/9).
Menurut Dahlan, pasangan yang muncul duluan berpotensi digebuki lebih dahulu, tak terkecuali Anies-Muhaimin yang diusung Partai Nasdem dan PKB pada Pilpres 2024.
BACA JUGA: Awalnya Anies Dijauhi, Ternyata Ada Cak Imin yang Bernyali
"Masih terlalu dini sebenarnya pasangan ini dideklarasikan. Masih ada waktu 2,5 bulan lagi," begitu kata Dahlan melalui tulisannya, Disway edisi Minggu, 3 September 2023.
Pendaftaran capres-cawapres untuk Pilpres 2024 baru dibuka tanggal 19 Oktober depan. Lima tahun lalu dua pasangan capres-cawapres mendaftar di hari-hari terakhir.
BACA JUGA: Konon Tidak Mungkin Demokrat ke PDIP, Ini soal Hubungan Mega-SBY
Misalnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin baru mendaftar di hari terakhir: tanggal 10 Agustus 2018. Saat itu Cak Imin ikut ke KPU. Hampir selalu berada di samping KH Ma'ruf Amin.
Kemudian, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehari sebelumnya. Saat itu Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, ikut mengantar.
BACA JUGA: PKS Tetap Bersama Anies, tetapi Soal Cak Imin Nanti Dulu
"Cak Imin dan AHY sudah berpengalaman melihat cara mendaftar ke KPU. Mungkin hanya Cak Imin yang akan datang kembali ke KPU sebagai capres-cawapres," tulisan Dahlan.
Ketika Pilpres 2019, masa pendaftaran ke KPU pendek. Hanya 6 hari. Antara tanggal 4 sampai 10 Agustus 2018. Sementara, tahun ini masanya panjang, lebih satu bulan (19 Oktober sampai 25 November).
Menjelang Pilpres 2024, Anies-Muhaimin memilih deklarasi dini. Maka mulai pagi ini bisa jadi sudah ada ritual menggebuki Amin (Anies-Muhaimin).
"Calon pemimpin memang harus ditelanjangi –sisakan celana dalam saja. Waktunya pun cukup untuk bisa membuat mereka babak-belur," demikian tulisan Dahlan.
Selain itu, lanjutnya, bagi yang akan mengadu domba juga punya waktu longgar. Siapa tahu mereka masih bisa diceraikan.
"Toh, janur kuning belum melengkung di depan pintu KPU," tulisan Dahlan.
Menurut Dahlan, Boleh dikata, dalam 2,5 bulan ke depan segala macam isu akan menyangkut dua orang itu.
"Kecuali Ganjar Pranowo segera mengumumkan calon pasangannya: dari kalangan NU atau purnawirawan jenderal," dikutip dari Disway dengan judul GanSi GanBeh.
Dia menilai Prabowo mungkin akan lebih belakangan. Siapa tahu menunggu putusan Mahkamah Konstitusi soal batas usia minimal calon wapres.
Namun, Ganjar dan Prabowo menurutnya harus berhitung: untung mana cepat-cepat atau mepet-mepet.
"Lebih awal digebuki memang bisa lebih populer, tetapi siksaan dari medsos itu begitu kejam. Brutal. Sadis," demikian tulisan Dahlan.
Bukan hanya medsos. dia menilai para "dalang" politik juga punya waktu cukup untuk menggagalkan pencalonan mereka.
"Siapa tahu bisa dibuat seperti Panji Gumilang dari Al Zaytun: didemo tiap hari. Sampai akhirnya dijadikan tersangka," dikutip dari Disway.
Lalu pasangan satunya lagi juga bisa "didalangi" seperti itu. Siapa tahu bisa menghemat keuangan negara: tidak jadi ada Pemilu. Berapa triliun rupiah bisa dihemat.
"Bisa saja, sebenarnya, tidak ada dalang seperti itu. Jangan-jangan itu hanya khayalan saya saja. Terutama setelah sebulan terakhir menonton dalang Masnda Yusuf Anshor lebih dari 15 lakon," tulisan Dahlan.(*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syahganda Dukung Anies-Cak Imin Demi Perubahan Nasib Bangsa
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam