jpnn.com, JAKARTA - Pemprov DKI bersikap inkonsisten soal penataan Tanah Abang. Ini menimbulkan spekulasi bahwa Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berbeda pendapat dalam isu ini.
"Kelihatannya ada tarik menarik, antara Pak Anies dan Pak Sandi tidak satu langkah, sudah pecah kongsi soal Tanah Abang," kata Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Trisakti Jakarta, Trubus Rahardiansyah saat dihubungi JawaPos.com, Minggu (29/4).
BACA JUGA: Buka Sekber Gerindra-PKS, Sandi Nilai Ekonomi Tidak Merata
Trubus menilai, pernyataan Sandiaga menyebut banyaknya pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang adalah sesuatu yang bagus. Pasalnya, Sandi mengakui ketidakmampuan Pemprov DKI dalam menata pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara itu.
"Pak Sandiaga kan bilang malah bagus Tanah Abang rame sehingga mal-mal sepi, nah ini kan beliau menunjukkan ketidakmampuan dan ketidakberdayaan dalam menangani penataan," ungkapnya.
BACA JUGA: PSI Waspadai Gejala Bagi-Bagi Jabatan Rezim Anies - Sandi
Namun, di sisi lain, Anies justru mengabaikan kritik dan masukan dari berbagai pihak soal Tanah Abang. Malahan, gubernur anyar itu menyepelekan rekomendasi lembaga resmi seperti Ombudsman.
"Gubernur seperti menyepelekan rekomendasi dari kepolisian, Ombudsman, dan gugatan oleh Jack Lapian, apalagi keberatan masyarakat sudah tidak dihiraukan," pungkasnya. (eve/JPC)
BACA JUGA: Sandiaga Bantah Diomeli Pak JK karena Telat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Baswedan Ingatkan Pentingnya Latihan Kepada Pegawainya
Redaktur & Reporter : Adil