jpnn.com, JAKARTA - Capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan memberi apresiasi kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) atas roadmap atau peta jalan perekonomian yang disusun demi kemajuan bangsa ke depan.
Panduan tersebut diserahkan kepada capres yang bersedia menghadiri forum diskusi dengan pengusaha yang digelar Apindo di Auditorium Menara Bank Mega Lt. 3, Jakarta Selatan, Senin (11/12)..
BACA JUGA: Anies Baswedan Berjanji Membereskan Kebocoran Perpajakan
“Kami mengapresiasi roadmap yang dibuat oleh Apindo ini. Kita sudah baca, bukan hanya substantif, konstruktif, komprehensif, tetapi juga applicable (dapat diterapkan). Ini yang dibutuhkan oleh kita. Kadang-kadang kita menyaksikan dokumen yang memesona, tapi tidak bisa dilaksanakan. Sementara kita membutuhkan dokumen yang bisa dilaksanakan,” terang Anies.
“Ada 13 sektor perekonomian (dalam roadmap Apindo). Kalau saya lihat catatannya ada 74 pakar yang terlibat. Ini kebijakan yang serius. Dan 300 halaman kontribusi Apindo untuk pemerintah. Ini menjadi bahan (untuk kami),” papar dia.
BACA JUGA: Anies Baswedan Berjanji Mendorong UMKM Naik Kelas
Menurut Anies, tugas utama seorang pemimpin, termasuk dalam urusan bisnis, adalah mengambil keputusan.
“Saya rasa yang hadir di sini adalah business leaders yang tahu persis bahwa your main job is to make decisions (para pemimpin bisnis yang tugas utamanya membuat keputusan, red). Pertanyaan berikutnya, how do you make decisions?” tanya Anies kepada ratusan pengusaha nasional yang hadir.
BACA JUGA: Wujudkan Pemerataan Sejati, Anies Bakal Bangun 40 Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Anies, ada empat dimensi pengambilan keputusan, termasuk di dunia bisnis dan industri, sehingga keputusan tersebut menjadi memiliki predictability (dapat diprediksi) dan punya konsistensi.
“Saya ingin sampaikan ini, karena ketika saya bertugas di Jakarta, bertugas di kementerian, maka my main job is to make decisions. Bagaimana mengambil keputusan? Pertama, ada fairness. Menghasilkan rasa keadilan. Kedua, keputusan yang melayani kepentingan publik. Ketiga, mengambil keputusan pakai data, ilmu, knowledge, dan objectivity. Ini diuji seluruh dunia saat terjadi pandemi Covid-19. Saat itu, banyak yang mengambil keputusan tanpa mengandalkan ilmu pengetahuan, tanpa data. Keempat, baru peraturan,” tandasnya. (jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com