jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Populi Center Jefrie Ardiansyah menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih memilih mempolitisasi banjir untuk keperluan menaikkan elektabilitas ketimbang berbicara konkret soal pencegahan bencana tersebut.
Menurut dia, Anies sampai sekarang belum menyampaikan langkah rasional pengendalian banjir, misalnya pembuatan situ, waduk, atau tuntasnya pengerjaan naturalisasi yang digaungkannya.
BACA JUGA: Survei Eksperimental: Warga Jakarta Dukung Anies, Tetapi Anggap Konsep Ahok Lebih Baik
"Dia hanya sibuk menjawab keluhan netizen dan pernyataan yang menurut dia merugikan secara politis. Justru Anies sendiri yang mempolitisasi banjir itu sendiri," kata Jefrie di Jakarta, Rabu (15/1).
Dia menyoroti sejumlah pernyataan Anies kepada media saat mengunjungi kawasan terdampak banjir, seperti anak kecil senang saat ada banjir, memerintahkan pihak kelurahan untuk berkeliling memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan toa pengeras suara.
BACA JUGA: Politikus PKS: Kenapa Siriknya Hanya ke Pak Anies?
Menurut Jefri, seharusnya Anies memberi pernyataan yang lebih konkret, seperti rencana akan membuat waduk atau memperbarui mesin pompa yang ada di Jakarta.
Kebijakan-kebijakan baik terdahulu yang dianggapnya berseberangan dengan kepentingan di kalangannya sendiri, akan sangat dihindari Anies demi menunjukkan citranya yang berbeda dari pemimpin lainnya di mata publik.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Nasib 17 Pendukung Anies Baswedan yang Ditangkap Teman Sendiri
"Anies justru terjebak dalam eksklusivitas populisme. Dia selalu keluarkan statement yang berseberangan dengan pihak yang berseberangan dengannya. Padahal (pemilihsn presiden) 2024 masih jauh," ujarnya. (ant/dil/jpnn)
Omnibus Law Kelar, Investasi Lancar:
Redaktur & Reporter : Adil