Survei Eksperimental: Warga Jakarta Dukung Anies, Tetapi Anggap Konsep Ahok Lebih Baik

Kamis, 16 Januari 2020 – 05:05 WIB
Ahok dan Djarot, saat masih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Warga Jakarta pada dasaranya mendukung program pencegahan banjir yang dijalankan Gubernur Anies Baswedan. Namun, ketika diminta memilih, mereka ternyata lebih menyukai program era Basuki T Purnama alias Ahok.

Demikian hasil survei dengan metode eksperimental yang dilakukan Populi Center pada periode September-Oktober 2019. Survei ini melibatkan 300 responden.

BACA JUGA: Ahok: Pak Anies Itu Lebih Pintar Mengatasinya

"Ada indikasi bahwa apapun program yang diluncurkan, asalkan ada nama Anies maka akan dinilai baik. Ini kan contoh buruk dalam kebijakan publik, bahwa memang ada persoalan populisme yang membuat persoalan saat ini tidak efektif," ujar peneliti Populi Center Jefri Ardiansyah di Jakarta, Rabu (15/1).

Jefri menjelaskan, dalam survei eksperimental ini responden awalnya diminta memilih naturalisasi ala Anies atau normalisasi milik Ahok, tanpa ada penjabaran detail mengenai kedua konsep itu. Hasilnya, sebanyak 52 persen responden menilai kebijakan naturalisasi era Anies lebih baik ketimbang normalisasi era Ahok yang hanya dipilih 37 persen.

BACA JUGA: Anies Sebaiknya Lupakan Sejenak Ambisi jadi Presiden, Lanjutkan Program Ahok

Namun, ketika dihadapkan pada konsep saja tanpa embel-embel nama Ahok dan Anies, responden justru lebih banyak yang menganggap normalisasi lebih baik ketimbang naturalisasi.

Perbandingan pemilih normalisasi Ahok sebanyak 50,7 persen, sedangkan naturalisasi Anies sebanyak 35,7 persen. Sisanya tidak menjawab.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Banjir Jakarta, Anies Baswedan Disindir, Ahok Dirindukan, FPI Dipuji

Adapun pertanyaan dari penjelasan konsep normalisasi yang diberikan kepada responden yakni "Melakukan pelebaran sungai dan betonisasi dengan penggusuran lebih rendah".

Sedangkan pertanyaan dari penjelasan konsep naturalisasi yakni "Melakukan pelebaran sungai dan penanaman pohon dengan resiko penggusuran lebih tinggi."

"Kami gunakan itu karena ada indikasi kelekatan nama gubernur mempengaruhi sikap mereka, sehingga di kuesionernya kita lekatkan nama Anies," ujar dia.

"Ketika ada nama Anies, orang akan pilih program Anies, tapi ketika nama gubernur dihilangkan dengan esensi pertanyaan yang sama ternyata masyarakat lebih memilih program normalisasi Ahok karena praktis jumlah lahan yang digusur lebih sedikit dan tidak mengancam masyarakat yang tinggal di sekitar sungai," ujar dia melanjutkan.

Berdasar hasil survei tersebut, Jefri tak memungkiri hingga saat ini masih ada polarisasi yang berlangsung di kalangan masyarakat. (ant/dil/jpnn)

Omnibus Law Kelar, Investasi Lancar:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler